Belajar dari film animasi Encanto: Apa itu trauma antargenerasi

Trauma ini digambarkan lewat keluarga Madrigal yang tinggal di sebuah desa yang indah di Kolombia.

Flyer film garapan Disney Encanto. Foto twitter.com/EncantoMovie

Film garapan Disney Encanto, memberi pelajaran penting kepada penontonnya untuk tidak mewariskan trauma antargenerasi. Trauma ini digambarkan lewat keluarga Madrigal yang tinggal di sebuah desa yang indah di Kolombia. Mereka dianggap sebagai keluarga yang mampu menjaga desa dan penduduknya.

Bagaimana tidak, setiap anggota keluarga memiliki hadiah ajaib, sebuah kekuatan super seperti bisa mengubah bentuk, mendatangkan hujan, hingga menyembuhkan orang lain. Namun, bangunan rumah yang ditinggali tiga generasi itu perlahan-lahan mulai menunjukkan keretakan.

Perhatian paling banyak dari film ini ada pada tokoh Bruno (John Leguizamo). Lagu tema We Don't Talk About Bruno menyatakan antipati kolektif keluarga terhadap anggota generasi kedua ini. Bruno adalah anak dari Abuela Alma yang suaminya Pedro meninggal di medan perang. Bruno sendiri memiliki kekuatan super bisa melihat masa depan sehingga dia bisa melihat kejadian buruk dari keretakan rumah.

Melansir Very Well Mind, Encanto menceritakan trauma antargenerasi yang tidak banyak diketahui orang. Dalam satu bagian film, Alma menceritakan kisah tentang keajaiban Keluarga Madrigal dan bagaimana mereka bisa tinggal di desa itu, tetapi yang tidak dia tekankan adalah alasan traumatis di baliknya.

Tentara bersenjata menyerang Alma di desa asal suaminya Pedro, memaksa pasangan itu melarikan diri dari kekerasan dengan bayi kembar tiga mereka. Ketika para penyerang mengejar, Pedro mencoba menahan mereka dan terbunuh tepat di depan istrinya. Saat itulah lilin yang dipegang Alma secara ajaib membelanya dan membawanya ke desa baru yang menjadi tempat tinggal sekarang. Lilin itu pula yang memberi keajaiban bagi keturunan keluarga. Sayangnya, tak banyak anggota keluarga yang tahu bahwa keajaiban mereka berasal dari trauma Alma akibat kematian Pedro.