Menemukan pasangan saat ini sangat mudah, tinggal geser kiri-kanan di aplikasi. Tapi, ada konsekuensinya.
Selama dua dekade terakhir, cara orang menemukan pasangan telah berubah drastis. Jika hingga tahun 2000-an, hampir semua orang akan menemukan pasangan mereka di sebuah pesta, kantor, atau dikenalkan teman, kini semakin banyak orang yang mengandalkan kencan online lewat aplikasi atau media sosial untuk menemukan pasangan yang pas. Caranya pun praktis, tinggal geser kanan-kiri, untuk menemukan orang yang kira-kira cocok dengan kita. Lalu, berkirim pesan singkat.
Namun, apakah pasangan yang bertemu secara daring benar-benar bahagia? Penelitian yang dilakukan para peneliti dari Polandia, Australia, dan Inggris bertajuk “Meeting partners online is related to lower realitonship satisfaction and love: Data from 50 countries”, terbit di jurnal Telematics and Informatics baru-baru ini menjawab hal itu.
Para peneliti menganalisis data dari 50 negara—termasuk Amerika Serikat, Australia, semua negara Amerika Selatan, dan banyak negara Afrika, Asia, serta Eropa. Tujuannya, mereka ingin memecahkan masalah utama dari penelitian sebelumnya tentang bagaimana hubungan dimulai.
Secara keseluruhan, lebih dari 6.600 orang yang menjalin hubungan berpartisipasi dalam studi ini. Para peneliti meminta peserta studi mengisi beberapa kuesioner psikologi standar, serta informasi dasar seperti usia dan jenis kelamin. Tujuannya, untuk melihat apakah pertemuan dengan pasangan masing-masing secara langsung atau daring memengaruhi intensitas cinta dan kepuasan hubungan.
Para relawan berusia antara 18 dan 73 tahun. Sebesar 84% bertemu pasangan mereka secara langsung, dan 16% secara daring. Besarnya angka pertemuan secara luring, kemungkinan disebabkan peserta studi yang lebih tua telah menemukan pasangan mereka saat kencan daring belum lazim seperti sekarang.