Anak-anak yang tumbuh menguasai dua bahasa cenderung lebih cerdas dan empatik.
Anak-anak yang tumbuh dengan dua bahasa membawa kekuatan tersembunyi dalam cara mereka belajar dan terhubung dengan dunia. Selama ini, kemampuan bilingual sering dilihat semata sebagai alat praktis untuk berkomunikasi.
Namun, riset psikologi pendidikan menunjukkan: ia jauh lebih dari itu. Bilingualisme menyalakan daya belajar, memperkaya perkembangan sosial, dan menumbuhkan kedewasaan emosional. Dengan dua bahasa, anak-anak belajar melihat dunia dari dua jendela pandang sekaligus.
Salah satu manfaat paling berpengaruh dari bilingualisme terletak pada kemampuan berpikir tingkat tinggi—yang oleh para peneliti disebut executive function advantage. Inilah seperangkat kemampuan mental yang menopang pengendalian diri, fleksibilitas berpikir, dan daya ingat kerja.
Perpindahan konstan antara dua bahasa memberi anak latihan terus-menerus: bagaimana fokus di tengah gangguan, memecahkan masalah dengan cara berbeda, dan menyesuaikan diri dengan tantangan, baik di sekolah maupun dalam hidup.
Sebuah studi terbaru yang digelar Rasha Sami dan Maha Ahmed di Mesir mendukung hal ini. Dalam riset yang dipublikasikan di jurnal Springer, Juli lalu, Sami dan Ahmed menemukan bahwa penguasaan dua bahasa pada anak-anak mempengaruhi kemampuan kognitif mereka.