Bumi Manusia: Perjuangan melawan penindasan berbalut roman

Bumi Manusia garapan Hanung Bramantyo telah tayang perdana sejak Kamis (15/8).

Annelies Mellema (Mawar Eva de Jongh) dan Minke (Iqbaal Ramadhan) dalam salah satu adegan film Bumi Manusia. / falcon.co.id

Film adaptasi Novel Bumi Manusia telah tayang perdana sejak Kamis (15/8).  Novel Bumi Manusia sendiri merupakan bagian pertama dari tetralogi Pulau Buru, tiga buku lainnya yaitu Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca.

Berdurasi tiga jam, film garapan sutradara Hanung Bramantyo ini berkisah mengenai percintaan Minke (Iqbaal Ramadhan) dan Annelies Mellema (Mawar Eva de Jongh). 

Berlatar 1900-an awal, kisah cinta mereka kontroversial karena Minke seorang pribumi, sementara Annelies blasteran Indonesia-Belanda. Masa itu, pribumi tidak dipandang sederajat dan tidak dapat menikmati privilese yang dimiliki orang Belanda ataupun blasteran.

Namun, sebagai ningrat Jawa, Minke dapat mengecap pendidikan di sekolah prestisius, HBS. Lewat  sejumlah dialog, dia digambarkan sebagai pria yang berwawasan, logis dan berwibawa.

Sejak awal, Bumi Manusia sudah langsung menampilkan sejumlah adegan yang mempertegas adanya perbedaan derajat bak bumi dan langit antara orang Belanda, blasteran dan pribumi.