Festival film hibrida diprediksi masih jadi tren 2022

Akses teknologi digital yang makin mudah, menjadi alasan bagi festival hibrida sangat mungkin untuk dilakukan.

Ilustrasi film. Foto Pixabay.

Festival film yang digelar secara hibrida diprediksi masih akan menjadi tren selama 2022 mendatang. Akses teknologi digital yang makin mudah, menjadi alasan bagi festival hibrida sangat mungkin untuk dilakukan.

“Kalau sekarang here to stay, ya platform digital. Kita pun harus bisa menyesuaikan mulai dari infrastruktur maupun mental set karena akan berbeda pendekatan antara pertunjukan di depan kamera dan di depan penonton,” ujar Wakil Ketua I Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Hikmat Darmawan seperti dikutip Antara, Minggu (5/12).

Hikmat tidak menampik ada hal yang tidak tergantikan dari perjumpaan langsung dengan penonton. Namun, di sisi lain ada hal baru yang bisa ditemukan dengan mediasi ini. Sistem ini memungkinkan keleluasaan komunikasi dengan sineas dari beragam daerah, bahkan dari berbagai negara.

Lebih lanjut, Hikmat yang juga merupakan Board Festival Film Internasional Madani (MIFF) 2021 mengatakan pandemi dan akselerasi digital memberi pelajaran bagi penyelenggara festival film bahwa platform digital akan terus dimasukkan ke dalam bagian dari penyelenggaraan. Digitalisasi juga menjadi jalan festival film yang lebih inklusif baik bagi ekosistem nasional maupun masyarakat umum.

Expending the circle, festival film bukan hanya untuk orang-orang film, namun adalah produk kebudayaan meskipun core-nya film. Bukan hanya gelombang massa, namun juga minat-minat yang beragam yang harus diakomodasi,” imbuh Hikmat.