Kritikus: Film Korea Selatan dengan NFT harus memiliki daya tahan sepanjang masa

NFT adalah token digital dari aset fisik atau digital yang unik dan tidak dapat dipertukarkan.

Ilustrasi NFT. Foto Pixabay.

Kritikus budaya Korea Selatan angkat bicara soal masifnya penggunaan non-fungible token (NFT) di industri film. NFT adalah token digital dari aset fisik atau digital yang unik dan tidak dapat dipertukarkan. Token ini menjamin kepemilikan konten tertentu dan dapat diperdagangkan di pasar dengan nilai perubahan token tergantung pada permintaan pasar. Agar pemasaran NFT ini sukses, industri film memiliki pekerjaan rumah besar demi terlihat menarik sepanjang masa.

"NFT bukan barang sekali pakai, film-film itu harus memiliki daya tahan untuk menjadi bermakna," kata Kritikus Budaya Korea, Kim Hern-Sik seperti dilansir Korea Harald, Sabtu (15/1). Kim menyatakan beberapa kekhawatiran tentang masa depan NFT di industri film lokal Korea Selatan.

Menurutnya, saat ini banyak yang bersedia berinvestasi di NFT. Dengan demikian, besar kemungkinan trennya akan naik dan berlanjut untuk sementara waktu. Namun, seperti kebanyakan tren, NFT diprediksi hanya akan panas untuk sementara waktu dan kemudian mereda.

Kim mengatakan agar NFTs menjadi sarana yang stabil bagi industri film untuk menghasilkan pendapatan, penting untuk memiliki basis penggemar yang kuat dari konten yang dijual.

"Agar NFT diadopsi ke budaya pop, harus ada basis penggemar yang kuat," kata Kim. "Industri seperti K-pop memiliki basis penggemar yang kuat dan NFT terkait dijual kepada para penggemar. Namun, ada juga pasar di mana ia dijual kepada orang-orang semata-mata untuk tujuan investasi. " Kim berpikir film harus cukup menarik untuk memiliki basis penggemar untuk barang dagangan NFT terkait mereka agar mereka memiliki nilai abadi.