close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, memberikan pidato dalam Pertemuan Tahunan BI 2022, Rabu (30/11/2022). YouTube Bank Indonesia
icon caption
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, memberikan pidato dalam Pertemuan Tahunan BI 2022, Rabu (30/11/2022). YouTube Bank Indonesia
Bisnis
Rabu, 30 November 2022 20:21

BI luncurkan desain rupiah digital, diimplementasikan bertahap

Peluncuran ini diharapkan menjadi katalisator pengembangan desain CBDC ke depannya.
swipe

Bank Indonesia (BI) resmi menerbitkan high level design atau pengembangan rupiah digital yang terangkum dalam White Paper (WP). Peluncuran ini bersamaan dengan momentum Pertemuan Tahunan BI, Rabu (30/11).

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyampaikan, WP ini mencakup rumusan tentang central bank digital currency (CBDC) bagi Indonesia dengan mempertimbangkan asas manfaat dan risiko. Penerbitan tersebut menjadi langkah awal Proyek Garuda, yang memayungi berbagai inisiatif eksplorasi atas berbagai pilihan desain arsitektur rupiah digital.

"Pada hari ini, dengan izin Pak Presiden Joko Widodo, secara resmi kami luncurkan White Paper Rupiah Digital yang kami sebut Proyek Garuda," jelas Perry dalam penjelasannya di sela-sela Pertemuan Tahunan BI 2022.

Kunci utama pengembangan rupiah digital, terangnya, untuk menegaskan fungsi BI sebagai otoritas tunggal dalam menerbitkan mata uang, termasuk mata uang digital (sovereignty digital rupiah), memperkuat peran BI di kancah internasional, dan mengakselerasi integrasi ekonomi keuangan digital (EKD) secara nasional.

Selain itu, Perry menilai, rupiah digital menjadi salah satu dari kebijakan sistem pembayaran guna mengakselerasi digitalisasi.

"Digital Rupiah akan diimplementasikan secara bertahap, mulai dari wholesale CBDC untuk penerbitan, pemusnahan, dan transfer antarbank. Kemudian, diperluas dengan model bisnis operasi moneter dan pasar uang, dan akhirnya pada integrasi wholesale digital rupiah dengan ritel digital rupiah secara end to end," paparnya.

Lebih lanjut, Perry berharap peluncuran WP ini bisa menjadi katalisator pengembangan desain CBDC ke depannya. Dengan demikian, penerapan dapat sesuai konteks dan karakteristik kebijakan.

Dirinya juga meyakini manfaat CBDC bisa menjaga kedaulatan rupiah di era digital, termasuk mendukung integrasi ekonomi dan keuangan digital. Selain itu, membuka peluang inklusi keuangan yang lebih merata dan berkelanjutan.

Pengembangan CBDC, ungkap Perry, masih memerlukan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk kerja sama dengan bank sentral lain dan lembaga internasional. Bank sentral masih perlu melakukan eksplorasi dan uji coba untuk mengantisipasi perkembangan mata uang digital pada masa depan.

"Perkembangan mata uang digital bank sentral di masa depan bukanlah pilihan, melainkan keniscayaan," tandas Perry.

img
Erlinda Puspita Wardani
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan