Sosial dan Gaya Hidup

Ganja bisa merusak memori pada otak

Penggunaan ganja bisa merusak memori kerja, demikian hasil riset Universitas Colorado Anschutz.

Rabu, 12 Februari 2025 06:00

Penelitian terdahulu menyebut, penggunaan ganja secara teratur dipercaya dapat meningkatkan risiko seseorang terhadap masalah kesehatan, seperti kerusakan paru-paru, kesehatan mental, strok, dan serangan jantung. Faktor risiko demensia juga punya kaitan dengan penggunaan ganja.

Namun, dikutip dari Medical News Today, penggunaan ganja meningkat secara signifikan di seluruh dunia, dari sekitar 180,6 juta orang pada 2011 menjadi 219 juta orang pada 2021. Sebagian besar peningkatan itu karena didorong langkah-langkah melegalkan ganja di banyak negara, seperti Amerika Serikat, Kanada, Thailand, Spanyol, Afrika Selatan, Belanda, dan Uruguay.

Di Indonesia, berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2017 tentang Penggolongan Narkotika, ganja termasuk jenis narkotika golongan I.

Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Network Open, dikerjakan para peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Colorado Anschutz menemukan risiko lain dari penggunaan ganja.

Studi ini diklaim sebagai yang terbesar yang pernah dilakukan dalam meneliti dampak penggunaan ganja pada lebih dari 1.000 orang dewasa berusia 22 hingga 36 tahun, menggunakan teknologi pencitraan otak. Mereka dikategorikan sebagai salah satu kelompok pengguna berat, yang sudah menggunakan ganja lebih dari 1.000 kali selama hidup mereka; pengguna sedang, yang menggunakan ganja antara 10 hingga 999 kali selama hidup mereka; dan bukan pengguna, yang menggunakan ganja kurang dari 10 kali.

Fandy Hutari Reporter
Fandy Hutari Editor

Tag Terkait

Berita Terkait