Gurita toko kelontong Madura di perkampungan Jakarta

Hampir selalu ada toko kelontong Madura di permukiman padat penduduk di Jakarta.

Ilustrasi toko kelontong Madura. Alinea.id/Kudus Purnomo/Oky

Hujan deras mengguyur sejumlah kawasan di Ibu Kota, Senin (19/10) malam itu. Meskipun hawa dingin mulai merasuk ke toko kelontong yang ia jaga, Adriono membiarkan dadanya telanjang. Hanya sarung tipis yang menyelimuti tubuh pria berusia 25 tahun itu.

Biasanya, Adriono bergantian jaga dengan sang istri. Namun, hari itu istri Adriono yang seharusnya jaga toko pada pagi hari berhalangan. Meski harus jaga sendirian seharian penuh, Adriono "tak berani" menutup toko kelontong milik bosnya itu. 

"Kalau istri saya pagi sampai sore. Ya, malamnya saya yang jaga. Kami mah biasa buka 24 jam. Bahkan, memang harus," ujarnya saat berbincang dengan Alinea.id di warungnya di Jalan Warung Pojok, Semanan, Kalideres, Jakarta Barat. 

Adriono sudah empat tahun bekerja sebagai penjaga toko kelontong dan empat kali berganti bos. Dia orang Sumenep, Madura, Jawa Timur. Bosnya saat ini juga orang Sumenep. Begitu pula tiga bos Adriono sebelumnya. 

"Semua orang Madura yang buka kelontong di Jakarta, ya, pasti orang Sumenep. Saya sih belum pernah ketemu dari daerah lain. Katanya sih ada. Tapi, rata-rata sih orang Sumenep," ujar Adriono.