Bisnis besi tua memiliki potensi yang cukup besar di Indonesia, baik untuk skala kecil maupun besar. Permintaan besi tua terus meningkat, baik untuk kebutuhan industri dalam negeri maupun ekspor. Hal ini didorong oleh kebutuhan bahan baku industri baja yang masih kekurangan pasokan dari dalam negeri, sehingga banyak pabrik yang mengandalkan impor.
Selain itu, bisnis besi tua juga merupakan bagian dari upaya daur ulang limbah yang berkelanjutan, yang semakin mendapat perhatian. Berikut ini tahapan yang harus diperhatikan jika ingin memulai bisnis besi tua, dikutip dari Upper Inc.
Pelajari industri dan kenali jenis logam bekas
Langkah pertama adalah memahami seluk-beluk industri besi tua dan mempelajari cara memilah logam bekas secara efisien. Ini penting karena keuntungan bisnis sangat bergantung pada kemampuan Anda dalam mengenali dan memisahkan logam dengan benar.
Beberapa logam bekas umum dan cirinya, antara lain besi dan baja (kuat, magnetis, dan umumnya berwarna abu-abu atau berkarat merah); aluminium (ringan, non-magnetik, banyak ditemukan di kaleng, bingkai jendela, atau peralatan rumah tangga); tembaga (berwarna kemerahan, cukup berat, sering ditemukan di kabel dan peralatan masak); perunggu (mirip emas tapi bernilai lebih rendah; campuran dari tembaga); dan timbal (sangat padat dan lunak, digunakan untuk peluru atau pelindung radiasi—namun beracun, jadi harus ditangani dengan hati-hati).
Ingat, logam seperti tembaga, kuningan, dan nikel memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan besi dan aluminium.
Kenali target pasar dan tetapkan strategi harga
Hindari lokasi dengan persaingan tinggi. Pilih area industri atau jasa yang masih berkembang. Kemudian teliti jenis logam yang dibutuhkan industri lokal. Misalnya, konstruksi cenderung butuh baja, sedangkan telekomunikasi lebih banyak menggunakan tembaga.
Lalu, cek harga pasar logam secara online, dan pantau fluktuasi harga secara rutin. Pelajari harga beli dan jual dari pesaing, lalu tetapkan harga yang kompetitif. Gunakan sistem harga tetap untuk pembelian, dan fleksibel saat menjual sesuai harga pasar.
Rencanakan biaya awal dan sumber pendanaan
Rincian pengeluaran awal, antara lain tempat penyimpanan dan pemilahan logam, sistem keamanan, peralatan angkut dan alat kerja, alat pelindung keselamatan, serta biaya pemasaran Jika dana pribadi tidak mencukupi, pertimbangkan pinjaman bank atau lembaga keuangan, investor swasta, dan program pendanaan usaha kecil.
Investasi pada peralatan dan kendaraan
Pilih peralatan kelas industri yang tahan lama agar tidak rugi karena sering rusak. Peralatan penting, antara lain truk/van untuk pengangkutan, gudang atau kontainer penyimpanan, alat berat seperti forklift dan obor las, magnet derek dan timbangan akurat, perlengkapan keselamatan, dan alat khusus seperti pengupas kabel dan magnet tanah jarang. Jika anggaran terbatas pertimbangkan menyewa peralatan, tapi pastikan kondisinya baik.
Pasarkan bisnis
Tanpa pelanggan, bisnis tak akan bertahan. Gunakan strategi pemasaran efektif, antara lain buat situs web, pasang iklan online jika ada anggaran, tampilkan nilai tambah seperti kontribusi terhadap lingkungan, kerja sama dengan bisnis lokal atau perusahaan pengelolaan limbah, kembangkan layanan daur ulang lain (selain pengumpulan), serta hadiri pameran dagang dan acara networking industri.