Nestapa guru: Kesejahteraan minim, beban kerja menumpuk

Jokowi mengatakan, yang menyebabkan guru mengalami stres, yakni tingkah laku siswa, perubahan kurikulum, dan perkembangan teknologi.

Ilustrasi seorang guru yang tengah mengajar./Foto sasint/Pixabay.com

Beberapa waktu lalu, saat berbicara dalam acara peringatan ulang tahun ke-78 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Jakarta, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku terkejut ketika mengetahui guru punya tingkat stres lebih tinggi dibandingkan profesi lainnya. Ia merujuk lembaga riset RAND Corporation tahun 2022 (Baca juga: Guru: Profesi mulia dengan tingkat stres yang tinggi).

“Kalau saya lihat, seluruh anggota PGRI ndak. Saya lihat ceria semuanya. Artinya, lembaga riset ini mungkin bukan di Indonesia,” kata Jokowi.

Sebagai informasi, RAND Corporation adalah lembaga riset asal Amerika Serikat. Survei itu didanai National Education Association (NEA).

Jokowi mengatakan, hasil riset ini menunjukkan, ada tiga faktor yang menyebabkan guru mengalami stres, yakni tingkah laku siswa, perubahan kurikulum, dan perkembangan teknologi.

Barangkali Jokowi lupa, ada problem mendasar yang membuat guru di Indonesia mengalami stres, yakni kesejahteraan. Menurut Kepala Bidang Advokasi Guru dari Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Iman Zanatul Haeri, guru-guru yang sejahtera secara ekonomi hanya yang statusnya jelas, seperti pegawai negeri sipil (PNS) atau bekerja tetap di sekolah swasta.