Halau Covid-19 dengan kualitas udara bersih

Usai penerapan PSBB transisi, konsentrasi PM 2.5 dan Nitrogen Dioksida (NO2) Jakarta terus meningkat.

Ilustrasi. Foto dokumentasi Coway.

Masih ingat langit biru Jakarta yang sempat ramai di media sosial? Saat itu banyak netizen menafsirkan pemandangan tersebut sebagai pertanda kualitas udara Ibu Kota sudah membaik atau sehat.

Nyatanya, laporan IQAir (Air Visual) tentang kualitas udara Jakarta sepanjang 2020 menunjukkan, usai penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi, konsentrasi PM 2.5 dan Nitrogen Dioksida (NO2) Jakarta terus meningkat. Jakarta juga pernah berada di peringkat kelima untuk ibu kota di dunia dengan kualitas udara (PM 2.5) terburuk pada Februari 2020.

Kebayang tidak, jika kualitas udara tersebut kita hirup setiap hari, bahkan saat berada dalam ruangan sekalipun? Ibarat menabung, lama-lama konsentrat buruk tersebut masuk ke tubuh dan bisa berdampak pada kesehatan. Padahal, upaya untuk hidup sehat dan memiliki imun kuat di tengah pandemi seperti saat ini tentu harus didukung dengan kualitas udara yang baik.

“Kampanye udara dalam ruang yang baik ini pula yang digaungkan oleh Coway sejak Januari lalu melalui Coway Clean Air Truck. Berkeliling Jabodetabek hingga Mei mendatang, Coway Clean Air Truck ini memperlihatkan proses pemurnian udara berpolusi dalam ruangan dengan Coway Air Purifier. Semua hanya dalam hitungan menit,” jelas President Director Coway International Indonesia, Andy Kim.