Hubungan sosial yang kuat terbukti memperlambat penuaan biologis dan menurunkan peradangan, menunjukkan bahwa dukungan sosial berperan penting bagi kesehatan fisik dan mental jangka panjang.
Riset demi riset menunjukkan bahwa kualitas hubungan sosial punya peran besar dalam menentukan kesehatan fisik dan mental seseorang. Bahkan, sebuah studi yang kerap dikutip menyebutkan: hidup dalam kesepian kronis bisa memunculkan risiko kematian lebih tinggi ketimbang merokok 15 batang rokok per hari.
Semakin banyak bukti yang menguatkan dugaan bahwa relasi sosial memang benar-benar melindungi dan meningkatkan kesehatan fisik. Salah satu jalur biologis yang kini mendapat perhatian serius adalah inflammatory markers—penanda peradangan dalam tubuh yang terkait erat dengan penuaan.
Riset terbaru yang terbit di jurnal Brain, Behavior, and Immunity mencoba memetakan hal itu lebih rinci. Studi yang dijalankan sejumlah peneliti dari sejumlah kampus di AS itu melibatkan lebih dari 2.000 orang dewasa paruh baya di Amerika Serikat, bagian dari basis data Midlife in the United States (MIDUS).
Dalam studi tersebut, para peneliti menggunakan sebuah konstruksi bernama cumulative social advantage (CSA). CSA adalah semacam indeks yang menilai tingkat keterhubungan sosial seseorang dari empat sisi: dukungan berbasis agama atau keimanan, kualitas hubungan orangtua-anak, keterlibatan dalam komunitas, dan dukungan emosional dari lingkaran yang lebih luas.
Indeks itu kemudian dicocokkan dengan data biologis, termasuk sampel darah dan pengukuran usia biologis lewat metode GrimAge. Hasilnya: semakin tinggi skor CSA, semakin lambat proses penuaan biologis, dan semakin rendah tingkat peradangan dalam tubuh.