Kampanye biosaka terhalang budaya petani tempo dulu

Biosaka sebagai elisitor tanaman sudah mendapatkan sertifikat dari Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo.

Petani memanfaatkan mikro organisme lokal (MOL), EM4, kascing, pestisida nabati, pupuk organik hayati, zero waste, LEISA dan lainnya. |Sumber Foto:Kementan

Biosaka yang merupakan cairan suplemen penunjang pertumbuhan tanaman menurut penemunya yaitu Muhammad Anshar perlu terus ditingkatkan terus menerus. Alasannya, agar petani sedikit demi sedikit bisa mengubah cara kerjanya dalam mengaplikasikan biosaka.

Menurut Anshar, kampanye penggunaan biosaka sebagai elisitor tanaman pertanian secara meluas di masyarakat terhalang oleh budaya petani yang sudah berlangsung turun temurun. Padahal manfaat biosaka sudah terbukti.

"Ini kendalanya. Kampanye ini terhalang karena budaya petani dari zaman dulu itu sangat berbeda dengan cara kerja biosaka. Malah cenderung bertolak belakang," keluh Anshar dalam webinar bertajuk "Bimbingan Teknis Pembuatan Biosaka di Sumatera Selatan", ditulis Jumat (11/11).

Anshar menjelaskan, selama ini petani melakukan penyemprotan pestisida, pupuk tanaman, maupun produk organik lainnya berpatokan terhadap kuantitas.

"Maksudnya penyemprotan harus terlihat basah dan menghindari angin," tuturnya.