Kandidat vaksin Covid Johnson & Johnson akan diuji ke manusia

Uji coba Fase 1/2a akan mengevaluasi keamanan pada lebih dari 1.000 orang dewasa sehat berusia 18 hingga 55 tahun.

Ilustrasi. Penelitian vaksin. Alinea.id

Johnson & Johnson (NYSE:JNJ) mengumumkan, kandidat vaksin utamanya diyakini dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19 pada manusia.

Data yang dipublikasikan di Nature, menunjukkan vaksin berbasis vektor adenovirus serotype 26 (Ad26) yang diteliti perusahaan, berhasil menimbulkan respons kekebalan yang kuat. Hal itu seperti ditunjukkan oleh "antibodi penetral" (neutralizing antibodies) yang berhasil mencegah infeksi berikutnya dan memberikan perlindungan lengkap atau hampir lengkap pada paru-paru dari virus pada primata nonmanusia (NHP) dalam studi praklinis.

Berdasarkan kekuatan data tersebut, Fase 1/2a yang merupakan uji klinis pertama dalam manusia dari kandidat vaksin, Ad26.COV2.S, mulai dilakukan pada sukarelawan yang sehat di Amerika Serikat dan Belgia.

"Kami sangat senang melihat data–data studi praklinis tersebut. Data ini menunjukkan bahwa kandidat vaksin SARS-CoV-2 kami memberikan perlindungan lengkap atau hampir lengkap dengan dosis tunggal. Temuan ini memberi kami kepercayaan diri dalam mengembangkan vaksin dan meningkatkan kapasitas produksi secara paralel, setelah memulai uji coba Fase 1/2a pada Juli dengan niat untuk beralih ke uji coba Fase 3 pada September," papar Vice Chairman of the Executive Committee and Chief Scientific Officer Johnson & Johnson, Paul Stoffels dalam keterangan tertulisnya, Kamis (30/6).

Program uji klinis Janssen Covid-19 yang kuat tersebut, termasuk uji klinis Fase 1/2a dan program uji klinis Fase 3. Pada fase ini akan mengevaluasi rejimen satu dan dua dosis Ad26.COV2.S dalam studi paralel. Uji coba Fase 1/2a akan mengevaluasi keamanan, reaktogenisitas (reaksi yang diharapkan terhadap vaksinasi, seperti pembengkakan atau nyeri), dan imunogenisitas Ad26.COV2.S pada lebih dari 1.000 orang dewasa sehat berusia 18 hingga 55 tahun, serta orang dewasa berusia 65 tahun ke atas. Perencanaan juga sedang berlangsung untuk studi Fase 2a di Belanda, Spanyol dan Jerman dan studi Fase 1 di Jepang.