Louise Grimsdell, perawat senior dari organisasi Breast Cancer Now, mengingatkan bahwa keputusan untuk menjalani operasi adalah pilihan pribadi yang tidak mudah.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ribuan kasus kanker payudara bisa dicegah jika lebih banyak perempuan ditawarkan operasi pengangkatan payudara sebagai tindakan pencegahan.
Selama ini, operasi mastektomi biasanya hanya dilakukan pada pasien yang sudah terdiagnosis kanker atau mereka yang terbukti membawa gen BRCA1, BRCA2, atau PALB2—yang dikenal sangat berisiko memicu kanker payudara. Namun, studi yang dipublikasikan di jurnal JAMA Oncology ini menyebutkan bahwa perempuan yang memiliki gen lain seperti ATM, CHEK2, RAD51C, dan RAD51D juga bisa mendapatkan manfaat dari prosedur pencegahan ini, terutama jika mereka memiliki faktor risiko tambahan.
Faktor risiko yang dimaksud mencakup riwayat keluarga dengan kanker payudara, apakah mereka menyusui atau tidak, kepadatan jaringan payudara berdasarkan hasil mammogram, serta jumlah anak yang pernah dilahirkan.
Para peneliti memperkirakan bahwa jika seluruh perempuan usia 30 hingga 55 tahun yang memiliki risiko lebih dari 35% terkena kanker payudara dapat teridentifikasi dan kemudian menjalani mastektomi pencegahan (Risk-Reducing Mastectomy/RRM), maka sekitar 6.538 kasus kanker bisa dicegah setiap tahun di Inggris. Jumlah ini setara dengan 11% dari total kasus tahunan di negara tersebut.
Lebih lanjut, penelitian gabungan dari Queen Mary University of London dan London School of Hygiene and Tropical Medicine menilai bahwa pendekatan ini tidak hanya efektif secara klinis, tetapi juga hemat biaya.