close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi informasi kanker./Foto PDPics/Pixabay.com
icon caption
Ilustrasi informasi kanker./Foto PDPics/Pixabay.com
Sosial dan Gaya Hidup
Senin, 28 Juli 2025 17:00

Penelitian: Ribuan kasus kanker dapat dicegah dengan pengangkatan payudara

Louise Grimsdell, perawat senior dari organisasi Breast Cancer Now, mengingatkan bahwa keputusan untuk menjalani operasi adalah pilihan pribadi yang tidak mudah.
swipe

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ribuan kasus kanker payudara bisa dicegah jika lebih banyak perempuan ditawarkan operasi pengangkatan payudara sebagai tindakan pencegahan.

Selama ini, operasi mastektomi biasanya hanya dilakukan pada pasien yang sudah terdiagnosis kanker atau mereka yang terbukti membawa gen BRCA1, BRCA2, atau PALB2—yang dikenal sangat berisiko memicu kanker payudara. Namun, studi yang dipublikasikan di jurnal JAMA Oncology ini menyebutkan bahwa perempuan yang memiliki gen lain seperti ATM, CHEK2, RAD51C, dan RAD51D juga bisa mendapatkan manfaat dari prosedur pencegahan ini, terutama jika mereka memiliki faktor risiko tambahan.

Faktor risiko yang dimaksud mencakup riwayat keluarga dengan kanker payudara, apakah mereka menyusui atau tidak, kepadatan jaringan payudara berdasarkan hasil mammogram, serta jumlah anak yang pernah dilahirkan.

Para peneliti memperkirakan bahwa jika seluruh perempuan usia 30 hingga 55 tahun yang memiliki risiko lebih dari 35% terkena kanker payudara dapat teridentifikasi dan kemudian menjalani mastektomi pencegahan (Risk-Reducing Mastectomy/RRM), maka sekitar 6.538 kasus kanker bisa dicegah setiap tahun di Inggris. Jumlah ini setara dengan 11% dari total kasus tahunan di negara tersebut.

Lebih lanjut, penelitian gabungan dari Queen Mary University of London dan London School of Hygiene and Tropical Medicine menilai bahwa pendekatan ini tidak hanya efektif secara klinis, tetapi juga hemat biaya.

Salah satu strategi yang disarankan untuk mengidentifikasi perempuan berisiko tinggi adalah melalui “cascade testing”, yaitu tes genetik yang dilakukan pada anggota keluarga dari pasien yang sudah diketahui memiliki gen risiko kanker.

Prof. Ranjit Manchanda, pakar onkologi ginekologi dari Queen Mary University, menyatakan bahwa ini adalah pertama kalinya faktor-faktor risiko diperjelas untuk memperluas pilihan mastektomi pencegahan ke kelompok genetik yang sebelumnya tidak mendapatkan akses.

“Kami menyarankan agar studi lanjutan dilakukan untuk menilai seberapa diterimanya operasi ini di kalangan perempuan dengan risiko menengah hingga tinggi, serta melihat dampak jangka panjangnya,” katanya.

Namun demikian, para ahli menekankan bahwa operasi bukan satu-satunya pilihan.

Louise Grimsdell, perawat senior dari organisasi Breast Cancer Now, mengingatkan bahwa keputusan untuk menjalani operasi adalah pilihan pribadi yang tidak mudah.

“Operasi untuk menurunkan risiko kanker sangat kompleks, dan bisa berdampak besar secara emosional dan fisik. Karena itu, penting bagi perempuan untuk mengetahui semua pilihan yang tersedia—termasuk pemantauan rutin, skrining tambahan, atau terapi obat—dan mendiskusikannya dengan dokter mereka,” ujar Grimsdell.

Ia juga menambahkan bahwa masih banyak perempuan yang menghadapi waktu tunggu lama untuk menjalani operasi ini, dan hal tersebut harus segera diatasi.

Mastektomi pencegahan bukan untuk semua orang. Konsultasi dengan dokter dan penilaian risiko secara menyeluruh sangat disarankan sebelum memutuskan tindakan medis apa pun.(skynews)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan