Kekerasan seksual berbasis gender, Hollaback: Laki-laki tidak imun

Laki-laki bahkan lebih banyak mendapatkan konten-konten seksual tanpa persetujuan dibandingkan perempuan.

Ilustrasi. Pexels

Kekerasan berbasis gender adalah kekerasan yang ditujukan kepada seseorang karena ekspektasi atau tuntutan yang dilekatkan berdasarkan identitas atau peran gender yang diharapkan masyarakat.

Co-Founder Hollaback Jakarta, Anindya Nastiti Restuviani, mengatakan, kekerasan berbasis gender identik ditujukan kepada perempuan. Ini dikarenakan nyaris di seluruh dunia masih melihat perempuan sebagai gender yang lebih rendah.

“Jadi enggak selamanya kekerasan berbasis gender itu hanya terjadi pada perempuan, tapi memang karena situasi yang masih banyak melihat perempuan itu dibilang sebagai gender yang lebih rendah. Maka mau tidak mau, terjadilah fenomena di mana kerentanan perempuan untuk mendapatkan kekerasan berbasis gender itu lebih tinggi,” katanya dalam webinar, Rabu (15/9).

Anindya melanjutkan, banyak orang beranggapan suatu perilaku nonfisik tidak dapat dianggap sebagai pelecehan seksual. Padahal, pelecehan seksual tidak hanya sesuatu yang terlihat bentuk lukanya, tetapi meliputi tindakan dan perilaku yang pada akhirnya menyebabkan rasa sakit, tidak aman, dan ketaknyamanan.

“Kalau kita bicara soal kekerasan seksual, mau tidak mau memang akhirnya berhubungan dengan gender seseorang, dengan seksualitas seseorang, dan tentunya perilaku-perilaku tersebut dikategorikan sebagai tindakan yang tidak diinginkan,” jelasnya.