Kenali mythomania, tukang bohong yang memercayai kebohongannya sendiri

Sebagian pihak menyebut Barbie Kumalasari mengidap mythomania karena ucapannya yang menunjukkan kebohongan. Benarkah?

Pesohor memiliki kebutuhan besar untuk dapat diterima oleh lingkungan sekitarnya sehingga rentan mengidap mythomania./ Ilustrasi: Pixabay

Selebritas Barbie Kumalasari belum lama ini mencuri perhatian setelah tampil dalam video blog (vlog) bersama Boy William. Dalam vlog perbincangan berseri yang diunggah pada akun Youtube Boy William itu, Boy melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang menguji kebenaran ucapan Barbie yang selama ini diakuinya di depan publik. Sebelumnya, Barbie mengaku pernah tinggal di Nevada, Amerika Serikat. Namun, dalam video yang terunggah pada akun Boy William pada 20 September 2019, Barbie tampak tak sadar “membuka” tabir kebohongannya sendiri.

Selain ternyata tak fasih bercakap dalam bahasa Inggris, Barbie juga “terjebak” oleh jawaban-jawabannya sendiri yang tak logis atau bertentangan dengan pengakuannya. Dia berujar soal makanan khas Amerika hingga waktu tempuh penerbangan dari Indonesia ke AS yang disebutnya hanya sekitar 8 jam. Alih-alih percaya, warganet malah banyak mencibirnya dan menjadikan dia bahan olok-olok.

Penelitian mengenai Mythomania

Sebelum setenar belakangan, Kumala Sari Mukslisah—nama asli Barbie Kumalasari— pada tahun 2000-an awal kerap tampil dalam sinetron Bidadari. Di sinetron yang melambungkan nama aktris Marshanda itu, Kumala Sari berperan sebagai pembantu rumah tangga. Perubahan dan pencitraan dirinya berubah drastis, termasuk dalam penampilan fisik dan nama panggung yang mencatut ‘Barbie’. Belakangan, Barbie Kumalasari membuat perhatian warganet tersedot dengan serangkaian ucapannya yang lebih menunjukkan kebohongan dan sensasional. Seperti mengakui bahwa dirinya adalah seorang pengacara, memiliki berlian 30 karat, rumah yang banyak, hingga saldo tabungan yang fantastis. Sebagian pihak menilai pula Barbie Kumalasari mengidap mythomania.

Kosakata mythomania atau disebut juga kebohongan patologis pertama kali digunakan pada 1905 oleh Ferdinand Dupre, seorang dokter psikiatri. Dupre melanjutkan analisis psikiater Anton Delbrueck yang menemukan mythomania pertama kali pada 1891. Delbrueck memberi nama pseudologia fantastica untuk menggambarkan sekelompok pasien yang kerap bercerita bohong disertai unsur khayalan atau fantasi dalam cerita mereka.