“Obat yang baik harus mudah diberikan, dapat diserap tubuh, mencapai target yang tepat, dan tetap aktif."
Banyak orang, terutama anak-anak, enggan meminum obat karena rasanya yang tidak enak—obat sirup yang pahit hingga tablet yang meninggalkan rasa logam di mulut. Namun, obat yang memiliki rasa tidak enak itu justru paling manjur.
Sebagian besar obat modern, ternyata berasal atau setidaknya terinspirasi dari senyawa alami yang ditemukan di alam. Terutama makhluk yang tak bisa bergerak, seperti tumbuhan dan hewan laut, seperti spons dan karang.
“Mereka tidak bisa lari atau bersembunyi dari predator. Satu-satunya cara mereka bertahan hidup adalah dengan memproduksi zat kimia sebagai pertahanan diri,” kata ahli biologi farmasi di University of Naples Federico Il di Italia, Orazio Taglialatela Scafati kepada Live Science.
“Zat kimia ini sering kali bersifat racun bagi hewan lain, termasuk manusia.”
Selama jutaan tahun, tumbuhan dan hewan yang tidak bisa bergerak telah berevolusi untuk menghasilkan senyawa kimia yang dapat memengaruhi reseptor pada predator mereka. Contohnya, glikosida jantung dari tanaman foxglove atau bunga bidal yang bisa menghentikan detak jantung, alkaloid halusinogen dalam belladonna, atau senyawa taxane beracun yang ditemukan pada buah yew atau tampinur.