Sosial dan Gaya Hidup

Kenapa San Francisco jadi ibu kota kaum gay Amerika

Nama yang paling melekat dalam sejarah gerakan hak-hak LGBTQ di AS adalah Harvey Milk.

Senin, 02 Juni 2025 09:30

San Francisco dikenal luas sebagai salah satu kota paling ikonik di Amerika Serikat. Keindahan alamnya, lanskap perbukitan yang unik, Jembatan Golden Gate yang legendaris, serta sejarah panjangnya sebagai pusat budaya progresif dan gerakan sosial menjadikan kota ini simbol keterbukaan dan keberagaman.

Sejak pertengahan abad ke-20, San Francisco menarik kaum muda dan pencari kebebasan dari berbagai penjuru negeri—menjadikannya tempat kelahiran banyak gerakan perubahan sosial. Dan salah satu komunitas yang paling luas menyebarkan eksistensinya di kota itu adalah komunitas LGBTQ.

Tak heran bila pada tahun 1965, majalah Life mendeklarasikan San Francisco sebagai ibu kota kaum gay Amerika. Dan di dalam kota ini, kawasan Castro berdiri sebagai jantung denyut kehidupan komunitas LGBTQ.

Castro bisa dibilang sebagai "lingkungan gay" paling terkenal di Amerika Serikat. Di sinilah beberapa seniman dan aktivis queer paling berpengaruh menetap pada abad ke-20. Wilayah ini menjadi saksi sejarah penting: politisi gay pertama di AS terpilih di sini, bendera Pride diciptakan di sini, dan banyak individu gay, trans, serta nonkonformis yang terasing dari keluarga biologis mereka membentuk keluarga baru dalam komunitas ini.

Awalnya, Castro dikenal sebagai Lembah Eureka atau "Skandinavia Kecil." Pada pertengahan 1960-an, saat Amerika dilanda gejolak akibat Perang Vietnam dan munculnya gerakan hippie, ribuan kaum muda berbondong-bondong datang ke San Francisco.

Fitra Iskandar Reporter
Fitra Iskandar Editor

Tag Terkait

Berita Terkait