Konser Deep Purple 1975: Kericuhan dan memori mereka

Konser akbar Deep Purple pertama kali diadakan pada 4 dan 5 Desember 1975 di Stadion Senayan, Jakarta.

Personel grup musik Deep Purple pada 1975, yang dikenal dengan personel Mark IV. /commons.wikimedia.org.

“Saya dan lima teman saya beruntung jadi saksi sejarah pertunjukan musik terbesar di Indonesia. Lebih beruntung lagi, karena terhindar dari kekacauan itu,” kata Liliek Pranachitra, penonton konser grup musik rok asal Inggris Deep Purple, 43 tahun silam.

Besok, grup musik rok legendaris Guns N’ Roses menggelar konser di Gelora Bung Karno, Jakarta. Sebelumnya, sudah banyak grup musik rok yang mengadakan konser di Jakarta. Namun, memori konser besar Deep Purple pada 1975 tentu saja tak bisa hilang dari benak Liliek.

Rabu siang, 3 Desember 1975, pesawat Boeing 707 Transair yang membawa personel Deep Purple–David Coverdale (vokal), Tommy Bolin (gitar, vokal), Glenn Hughes (bas, vokal), Jon Lord (kibor, backing vokal), dan Ian Paice (drum, perkusi), dan sejumlah kru—mendarat mulus di bandar udara Kemayoran, Jakarta.

Mereka lantas menumpangi enam mobil sedan dengan iring-iringan, melintasi jalan Jakarta yang lengang menuju Hotel Sahid Jaya. Menurut majalah Midi edisi 16-31 Desember 1975, grup musik rok yang kala itu sedang menjadi omongan anak muda di dunia berhasil didatangkan oleh “cukong” yang sanggup mengeluarkan biaya Rp16 juta untuk mereka, Rp3 juta untuk God Bless, Rp1 juta untuk peralatan listrik, Rp25 juta untuk aneka pajak, serta sanggup menerima pendapatan Rp150 juta untuk 50 ribu karcis.

Orang yang merayu mereka untuk manggung di Jakarta adalah editor luar negeri majalah Aktuil Denny Sabri. Majalah Aktuil dan Buena Ventura Group berhasil menggelar konser mereka di Stadion Senayan—sekarang Gelora Bung Karno.