Main gim, antara candu dan prestasi

Bermain gim saat ini bukan hanya hobi, tapi juga sebuah cara untuk meraih prestasi.

Sejumlah orang tengah asyik memainkan gim daring di rental gim Colosseum Arena, Jakarta. /Alinea.id/Ahmad Rifwanto.

Malam makin larut. Layar komputer di rental gim daring Colosseum Arena, Kemanggisan, Jakarta Barat masih menyala. Total 41 kursi yang menghadap ke komputer itu terisi penuh pemain gim (gamers). Sesekali terdengar umpatan dari sejumlah gamers. Riuh.

Di ruangan rental tersebut, perempuan berambut panjang terikat, mengenakan blus biru masih asyik memandang monitor di hadapannya. Dia duduk di balik meja yang mengarah deretan komputer. Matanya sesekali memantau gamers di tempat penyewaan gim daring itu. Dia adalah Nurma, penjaga rental.

Nurma mengatakan, gim paling populer yang banyak dimainkan di rental yang dijaganya adalah Defence of the Ancient (Dota). Dota merupakan gim daring berkonsep multiplayer. Selain Dota, gamers lain memainkan gim tembak-menembak dan sepak bola.

Para penyewa gim daring di rental ini, kata Nurma tak kenal waktu. Tapi, dia mengatakan, gamers yang bermain tak lebih bertahan hingga 10 jam di depan layar.

Kecanduan gim dan toxic