Masyarakat masih butuh literasi kesehatan mental

Topik kesehatan mental, terutama tentang kesehatan mental yang masih jarang diangkat, begitu pula dengan stigma-stigma yang beredar.

Ilustrasi: indianexpress

Pandemi nyatanya memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan kita. Tidak hanya kondisi fisik dan finansial yang terganggu, sejumlah isu kesehatan mental pun muncul di tengah masa pandemi. Sayangnya masih banyak dari masyarakat Indonesia yang tidak begitu memerhatikan masalah kesehatan. Topik kesehatan mental masih jarang diangkat dan di Indonesia sendiri masih sedikit penelitian soal itu. 

Dalam memperingati hari Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia atau World Suicide Prevention Day (WSPD), The Great Mind Indonesia bersama Change.org dan Into The Light, mengadakan bincang secara virtual bertajuk “Creating Hope Through Action” membahas mengenai kondisi kesehatan mental di Indonesia.

Sebelumnya pada Mei, salah satu komunitas orang muda untuk advokasi, kajian, dan edukasi pencegahan bunuh diri dan kesehatan jiwa orang muda, yaitu Into The Light bersama Change.org, melakukan survei untuk mengetahui bagaimana kondisi psikologis dan penggunaan layanan kesehatan mental masyarakat Indonesia.

Survei ini dilakukan secara daring, dengan peserta survei sebanyak 5.211 orang. Mayoritas berdomisili di enam provinsi di Pulau Jawa, peserta survei ini diikuti berbagai kelompok usia, dari segi jenis kelamin, kondisi disabilitas, ketertarikan seksual dan status HIV.

Literasi bunuh diri