Sosial dan Gaya Hidup

Media sosial memperparah gangguan delusi

Media sosial dapat menjadi pemicu pemikiran delusi, memperkuat persepsi diri yang terdistorsi, dan mendorong kognisi mentalistik yang berlebihan.

Selasa, 18 Maret 2025 06:01

Media sosial menjadi alat berkomunikasi dan mengekspresikan diri bagi banyak orang. Namun, buat mereka yang rentan terhadap gangguan kejiwaan, media sosial bisa menjadi sesuatu yang jauh lebih berbahaya.

Sebuah penelitian yang dikerjakan para peneliti dari Universitas Simon Fraser di Kanada, yang terbit di jurnal BMC Psychiatry (Februari, 2025) menemukan, media sosial dapat menjadi pemicu pemikiran delusi, memperkuat persepsi diri yang terdistorsi, dan mendorong kognisi mentalistik yang berlebihan.

Gangguan delusi adalah jenis kondisi kesehatan mental saat seseorang tidak dapat membedakan antara kenyataan dan imajinasi.

Untuk menyelidiki hubungan antara pengguna media sosial dan gangguan kejiwaan, para peneliti melakukan tinjauan sistematis terhadap semua studi mengenai topik itu. Mereka menganalisis data dari 2.623 makalah akademis yang terbit antara tahun 2004 dan 2022.

Dari jumlah itu, sebanyak 155 studimemenuhi kriteria untuk dimasukkan. Tinjuan tersebut difokuskan pada gangguan kejiwaan ayng terkait dengan kognisi sosial, seperti skizofrenia, gangguan bipolar, dismorfia tubuh, gangguan makan, gangguan kepribadian narsistik, gangguan kepribadian ambang, dan erotomania.

Fandy Hutari Reporter
Fandy Hutari Editor

Tag Terkait

Berita Terkait