Memotret pengidap autis lewat sinema

Hari autisme yang jatuh pada 2 April diperingati dengan beragam cara. Berikut film yang bisa jadi rujukan untuk memahami "si biru" ini.

Ilustrasi anak dengan autisme./ Shutterstock

Kuning, tempat baru, keramaian.

Beberapa hal tersebut menjadi momok bagi Riswan Khan, pria Muslim asal India, pengidap sindrom asperger. Untuk mengatasi ketakutannya, ia menenteng gawai handycam kemanapun ia pergi. Adik iparnya yang seorang dosen psikologi meminta Riswan merekam semua hal yang ia temui, agar rasa takutnya bisa terkikis.

Demikian garis besar film "My Name is Khan" (2010) yang diperankan aktor kenamaan Bollywood Shahrukh Khan. Film tersebut selain diniatkan untuk tujuan politis medekonstruksi ketakutan massal akan Islam dan terorisme, itu juga mengajak pemirsa memahami sindrom asperger.

Sindrom asperger berada dalam spektrum autisme. Ciri-cirinya mirip dengan pengidap autisme, sehingga kerap disebut bentuk autisme ringan. Yayasan Autisme Indonesia merinci, asperger tidak memiliki kesulitan dalam belajar, berbahasa, maupun memproses informasi. Biasanya pengidap asperger punya tingkat inteligensi tinggi, sehingga banyak yang tetap menjalani profesi di sektor publik, termasuk jadi dokter, polisi, dan lainnya. Hal lain yang menyamakan keduanya adalah ketertarikan berlebihan pada suatu objek.

Riswan dalam film itu digambarkan sangat menyukai objek hitung-hitungan dan mekanika. Tak heran jika ia dipercaya tetangga untuk memperbaiki perangkat elektronik rumah tangga.