Menanti komitmen capres-cawapres dalam isu krisis iklim

“Padahal semestinya, isu krisis iklim harus menjadi pembahasan tersendiri karena telah menyebabkan kehilangan, kerusakan, dan kerugian."

Ilustrasi krisis iklim./Foto Peggychoucair/Pixabay.com

Tiga calon wakil presiden (cawapres), yakni Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD, bakal melaksanakan debat keempat Pilpres 2024 pada Minggu (21/1) malam. Isu yang akan diangkat terkait pembangunan berkelanjutan, lingkungan hidup, energi, sumber daya alam, pangan, agraria, serta masyarakat adat dan desa. Namun, isu keadilan iklim tak masuk menjadi tema khusus dalam debat nanti.

Selain itu, dalam dokumen visi-misi tiga capres-cawapres tak ada satu pun yang menyinggung peta jalan atau roadmap untuk menyelesaikan akar persoalan krisis iklim. Seolah-olah, isu krisis iklim hanya dianggap sebagai isu kedua atau tempelan dari isu-isu lainnya.

“Padahal semestinya, isu krisis iklim harus menjadi pembahasan tersendiri karena telah menyebabkan kehilangan, kerusakan, dan kerugian yang tidak sedikit bagi Indonesia,” kata Decmonth Pasaribu dari Extinction Rebellion Indonesia saat dihubungi Alinea.id, Jumat (19/1).

Di Indonesia, krisis iklim telah memicu terjadinya cuaca ekstrem dan bencana. Termasuk gagal panen dan semakin banyaknya kebakaran hutan dan lahan. Bahkan, menurut Bank Dunia, kerentanan Indonesia terhadap dampak krisis iklim ada di posisi ke-3 tertinggi di dunia.

Ancaman kerentanan tersebut meliputi kerusakan ekosistem laut, serta hilangnya pulau-pulau kecil dan kampung-kampung pesisir. Kegagalan Indonesia mengantisipasi krisis iklim, menurut laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) the Sixth Assessment Report (AR6) akan berdampak pada kerugian ekonomi nasional hingga 7% pada 2100.