Menyikapi komentar pelecehan terhadap host Kinderflix

Konten kreator Kinderflix itu menjadi korban pelecehan seksual pada kategori pengiriman pesan seksual dan pelecehan siber.

Tayangan Kinderflix di YouTube./Foto YouTube Kinderflix

Belum lama ini, seorang konten kreator edukasi anak-anak dan balita yang tayang di TikTok dan YouTube Kinderflix mendapat perlakuan tak menyenangkan dari beberapa warganet. Konten video yang bertujuan mendidik dan membantu anak-anak untuk meningkatkan kreativitasnya, malah mendapat komentar-komentar miring yang menjurus ke pelecehan seksual.

Tindakan tak terpuji itu masuk dalam kategori kekerasan gender berbasis online (KGBO). Merujuk data Komnas Perempuan tahun 2022, kekerasan berbasis gender yang dialami perempuan tertinggi terjadi di ranah siber, yakni 869 kasus. Diikuti kekerasan di tempat tinggal sebanyak 136 kasus dan kekerasan di tempat kerja sebanyak 115 kasus.

Psikolog anak Seto Mulyadi, atau akrab disapa Kak Seto, prihatin dengan apa yang dialami konten kreator Kinderflix. Namun, ia tak menampik, ada hal yang positif maupun negatif dalam perkembangan dunia digital.

“Sisi positif, gadget bisa dimanfaatkan anak untuk belajar, meningkatkan (kemampuan) bahasa Inggris, atau bahasa asing lannya,” kata Kak Seto kepada Alinea.id, Rabu (8/11).

“Sisi negatifnya, itu ada pornografi, child grooming, tindakan kekerasan, dan radikalisme.”