Minat baca gen Z di tengah akses buku yang timpang

IDN Research Institute menulis, masih banyak warga di daerah terpencil yang mengalami kesulitan mengakses buku dan bahan bacaan.

Ilustrasi perpustakaan./Foto LubosHouska/Pixabay.com

Vita, 26 tahun, mengaku punya kebiasaan membaca buku sejak kecil. “Rasanya suka sekali dengan buku,” kata Vita kepada Alinea.id, Kamis (7/12).

Pegawai swasta di Jakarta itu tak kesulitan mengakses bacaan. Ia kerap mengakses e-book bahasa Indonesia dari situs web I-Pusnas, milik Perpustakaan Nasional RI. E-book bahasa Inggris, ia unduh lewat Google Play. Sedangkan mendapatkan buku fisik dari toko atau pameran diskon buku.

“Sejak teknologi semakin maju, akses membaca jadi lebih mudah dan efisien,” ujar dia.

Sementara Ria, 25 tahun, punya kebiasaan membaca buku sejak SMP. Ia gemar membaca novel di perpustakaan sekolahnya. Sama seperti Vita, karyawan swasta di Jakarta ini tak kesulitan mengakses bahan bacaan.

“Biasanya dari Twitter atau toko buku besar. Mengaksesnya pun tidak terlalu sulit,” ujarnya, Kamis (7/12).