Sosial dan Gaya Hidup

Patung moai di Rapa Nui benar-benar bisa “berjalan”

Antropolog dari Binghamton University Carl Lipo dan dari University of Arizona Terry Hunt membuktikannya.

Rabu, 15 Oktober 2025 13:11

Selama bertahun-tahun, para peneliti bertanya-tanya, bagaimana masyarakat kuno Rapa Nui di Pulau Paskah—yang saat ini masuk dalam wilayah Chili—berhasil melakukan sesuatu yang tampaknya mustahil: memindahkan patung-patung moai raksasa mereka.

Moai adalah patung batu monolitik berbentuk manusia yang dibuat masyarakat Rapa Nui antara tahun 1250 hingga 1500. Hampir semua moai punya kepala yang sangat besar, sekitar tiga per delapan dari tinggi keseluruhan patung, dan tak memiliki kaki.

Dalam kepercayaan masayrakat Rapa Nui, moai melambangkan wajah hidup (aringa ora) dari leluhur yang didewakan (aringa ora ata tepuna). Patung moai tertinggi yang pernah didirikan punya tinggi hampir 10 meter dan berat sekitar 82 ton.

Walau tak punya kaki, beberapa peneliti yakin masyarakat kuno Rapa Nui punya cara cerdas membuat moai “berjalan”. Menurut antropolog dari Binghamton University Carl Lipo dan dari University of Arizona Terry Hunt, hal itu bukan sekadar legenda rakyat, tetapi pengetahuan berbasis fisika.

Temuan mereka yang dipublikasikan di Journal of Archaeological Science baru-baru ini. Hasil penelitian mereka memberikan alasan kuat untuk meragukan teori lama tentang ekosida—gagasan panduduk Rapa Nui menghancurkan lingkungannya sendiri.

Fandy Hutari Reporter
Fandy Hutari Editor

Tag Terkait

Berita Terkait