Kiat cegah ISPA di daerah yang terjadi kebakaran hutan

Menjaga pola hidup sehat dengan minum air putih yang cukup serta mengonsumsi makanan bergizi demi mencegah infeksi parah.

Seorang warga di Riau memakai masker sejak asap menyelimuti kota. Asap yang tebal berbahaya bagi kesehatan masyarakat, khususnya kelompok rentan, seperti: ibu hamil, bayi, dan anak-anak usia balita./Antara Foto

Sejak pekan lalu sebagian besar wilayah kota Pekanbaru, Provinsi Riau, diselimuti kabut asap tipis dengan jarak pandang hanya satu kilometer pada pukul 7 pagi dan pada pukul 10 pagi masih berasap dengan jarak pandang 2,2 kilometer. Hal serupa terjadi pula di Kalimantan Barat hingga Kalimantan Tengah.

Asap yang tebal berbahaya bagi kesehatan masyarakat, khususnya kelompok rentan, seperti: ibu hamil, bayi, dan anak-anak usia balita. Hingga memunculkan kondisi sesak napas, sakit tenggorokkan, dan batuk berkepanjangan. Gangguan tersebut rentan menimbulkan penyakit infeksi saluran pernapasan atas atau ISPA.

Spesialis Penyakit Dalam di Rumah Sakit Husada Jakarta Dokter Jonkie menguraikan, dampak buruk asap kebakaran hutan dan lahan bagi kesehatan dapat dicegah dengan menjaga daya tahan tubuh melalui kebiasaan pola hidup sehat. Selain itu, warga sekitar kawasan tempat terjadinya kebakaran hutan dan lahan disarankan harus minum air putih yang cukup.

“Asap dapat menyebabkan saluran tenggorokan mengalami infeksi dan menghasilkan dahak. Kalau kita kurang minum air putih, dahak akan menjadi kental dan sulit dikeluarkan,” kata dokter Jonkie kepada Alinea.id.

Dokter Jonkie menjelaskan, ISPA merupakan gangguan yang terjadi karena infeksi atau iritasi tenggorokan. Selain batuk-batuk, gejala ISPA ditunjukkan pula dengan sakit tenggorokan, sakit kepala ringan, dan bernapas cepat atau kesulitan bernapas. Gejala lainnya ialah sinusitis seperti wajah terasa nyeri, hidung beringus, dan demam.