Penyebab dan cara mencegah perundungan siber

Remaja menjadi salah satu individu yang rentan perundungan siber lantaran cenderung lebih aktif.

Ilustrasi perundungan siber. Freepik

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menilai, isu perundungan kian meningkat seiring berkembangnya media sosial. Remaja menjadi salah satu individu yang rentan perundungan siber lantaran cenderung lebih aktif.

Kominfo bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi pun menyerukan pentingnya melakukan edukasi akan pencegahan perundungan siber sejak dini.

Instruktur DTS Kominfo, M. Adhi Prasnowo, menyatakan, salah satu penyebab perundungan siber lantaran ingin populer. Sayangnya, perundungan siber sulit dihentikan mengingat adanya penetrasi budaya asing, kemudahan dalam mengakses informasi, dan lunturnya nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. 

Dirinya lantas memberikan sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya perundungan siber. Di antaranya, mempertimbangkan setiap konten yang ingin diunggah, tak mengunggah informasi pribadi, dan selektif dalam mengomentari suatu isu di media sosial.

"Dunia digital adalah dunia kita sekarang. Mari mengisinya dan menjadikannya sebagai ruang yang berbudaya, tempat kita belajar dan berinteraksi, tempat anak-anak kita bertumbuhkembang, sekaligus tempat di mana kita sebagai bangsa hadir dengan bermartabat," tuturnya dalam keterangan, Sabtu (6/8).