Sebanyak 21% perempuan dan 10% laki-laki dari generasi X lebih kecanduan makanan ultra-proses.
Generasi X—mereka yang lahir antara tahun 1965 dan 1980—merupakan generasi pertama di Amerika Serikat yang tumbuh dikelilingi makanan ultra-proses, produk makanan yang biasanya kaya lemak, garam, gula, dan perasa tambahan. Saat masih anak-anak dan remaja, mereka hidup di masa ketika produk-produk ini mulai berkembang pesat dan dirancang khusus untuk membuat orang ketagihan.
Penelitian yang diterbitkan di jurnal Addiction baru-baru ini, bertajuk “Ultra-processed food addiction in a nationally representative sample of older adults in the USA” menemukan, 21% perempuan dan 10% laki-laki dari generasi X serta generasi akhir baby boomer—lahir antara 1946 dan 1964—yang saat ini berusia 50-an hingga awal 60-an, memenuhi kriteria kecanduan makanan ultra-proses.
Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan orang dewasa yang tumbuh satu atau dua dekade sebelumnya—yang baru mengenal makanan ultra-proses saat sudah tua. Pada kelompok usia 65 hingga 80 tahun, hanya 12% perempuan dan 4% laki-laki yang menunjukkan tanda-tanda kecanduan serupa.
Penelitian ini menggunakan data nasional yang mewakili lebih dari 2.000 warga lanjut usia Amerika Serikat, berdasarkan survei dari UM National Poll on Healthy Aging.
Dalam penelitian ini, para peneliti menggunakan Yale Food Addiction Scale 2.0 (mYFAS 2.o) yang telah dimodifikasi. Skala ini mencakup 13 pertanyaan yang menggali pengalaman seseorang terkait makanan dan minuman ultra-proses. Dengan menerapkan kriteria kecanduan klinis pada makanan, studi ini menunjukkan, makanan ultra-proses juga bisa menimbulkan ketergantungan seperti zat adiktif lainnya.