Perlukah Indonesia tarik cukai minuman berpemanis? 

Cukai bisa mendongkrak harga dan menurunkan konsumsi harian minuman berpemanis.

Ilustrasi minuman berpemanis. Alinea.id/Oky Diaz

Sesaat setelah pintu minimarket terbuka, Rino langsung berlari ke arah lemari pendingin. Tangan kecilnya langsung meraih sebuah botol minuman manis. Dengan mata bersinar, ia menyerahkan botol itu ke tangan sang ibu, Rusmiati, yang tergopoh-gopoh mengejarnya.

Melihat kelakuan putranya yang berusia 7 tahun itu, sang ibu geleng-geleng kepala. Rino merengek. Takut putranya mengamuk, Rusmiati bergerak ke kasir untuk membayar minuman yang diambil putra semata wayangnya itu. 

"Enggak bisa dilarang. Kalau mampir ke mari, pasti ngambil minuman. Kalau enggak dikasih, teriak. Susah dibilangin," kata Rusmiati saat berbincang dengan Alinea.id di depan minimarket di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Barat itu, Sabtu (5/12) petang. 

Berat badan Rino sekitar 26 kilogram. Itu cukup berlebih untuk bocah seusianya. Idealnya, anak seusia Rino punya berat badan sekitar 23 kilogram. Menurut Rusmiati, Rino kian "membengkak" sejak doyan jajan di luar rumah. 

"Dikasih nasi susah. Sukanya makanan sama minuman manis. Sejak empat tahun, makannya banyakan gula-gula pokoknya. Ya, es krimlah, biskuit, roti. Yang penting mau makan dah," kata perempuan yang mengaku hanya jadi ibu rumah tangga itu.