Quarter life crisis dan hubungannya dengan depresi

Di Amerika hanya 26% orang mengalami krisis paruh baya.

Ilustrasi. Freepik

Quarter life crisis atau krisis hidup paruh baya di mana setiap orang mengalami kebingungan akan pilihan-pilihan hidup merupakan depresi untuk sebagian kalangan. Namun, sejauh ini belum ada bukti ilmiah mengenai apakah quarter life crisis selalu membawa depresi. 

Sebaliknya, tidak semua orang mengalami krisis paruh baya. Bahkan, penelitian menunjukkan krisis paruh baya bukanlah masalah bagi orang-orang di banyak bagian dunia. Krisis paruh baya untuk sebagian orang adalah gagasan yang erat kaitannya dengan konstruksi sosial. 

Di Amerika Serikat, merujuk pada survei nasional midlife, hanya 26% orang mengalami krisis paruh baya.

Satu dari empat orang di dalam survei itu mengatakan, krisis bukan disebabkan oleh usia, melainkan karena peristiwa besar yang mempengaruhi hidup mereka. Itu berarti orang-orang di usia 40-45 tahun pun dapat mengalami krisis yang sama. 

Faktor-faktor pemicu krisis adalah perubahan hidup seperti perceraian, kehilangan pekerjaan, kehilangan orang yang dicintai, atau relokasi. Quarter life crisis bukanlah diagnosis medis, itu sebabnya konsep ini sulit diteliti oleh para pakar.