"Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi": Tempelan dongeng yang tak murahan

Upaya Yusi Avianto menempelkan potongan dongeng dari seluruh penjuru dunia tak lantas membuat novelnya, jadi kitsch atau tiruan murahan.

Ilustrasi Loki Tua, karakter di novel

Upaya Yusi Avianto Pareanom menempelkan potongan-potongan dongeng dari seluruh penjuru dunia tak lantas membuat novelnya, "Raden Mandasia si Pencuri Daging Sapi" menjadi sebuah kitsch atau tiruan murahan. Yusi merangkai referensi potongan-potongan dongeng dan kisah-kisah tersebut dengan padu, menjadi mozaik perjalanan balas dendam Sungu Lembu.

Narator atau tokoh utama dalam buku ini memang si Sungu Lembu itu sendiri. Kehidupannya di Banjaran Waru baik-baik saja sampai kemudian datang prajurit dari Gilingwesi, yang diperintahkan Watugunung meluluhlantakkan kampungnya.

Dalam penyerbuan itu, paman Sungu Lembu, Banyak Wetan ditangkap karena terlibat pemberontakan melawan Gilingwesi. Banyak Wetan terancam hukuman pancung, tetapi hukuman tersebut akan dilaksanakan setahun setelahnya. Keinginan untuk menyelamatkan pamannya mengompori semangat Sungu Lembu memenggal kepala Watugunung.

Perjalanan membalas dendam Sungu Lembu pada Watugunung, raja Gilingwesi inilah yang membawanya pada petualangan mendebarkan penuh kejutan. Di tengah perjalanannya menuju Gilingwesi, Sungu Lembu bertemu dengan Raden Mandasia, salah satu pangeran Gilingwesi. Ia kemudian memanfaatkan Raden Mandasia untuk mengincar kepala Watugunung.