Riuh rendah isu rokok elektrik di linimasa

95% paru-paru pengguna rokok elektrik yang mengikuti rontgen massal dalam kondisi bersih.

Ilustrasi/Pixabay

MASIH ingat dengan aksi rontgen massal yang dilakukan lebih dari 200 pengguna rokok elektrik (vaper) Yogyakarta? Hasil pemeriksaan mereka diungkap dalam talkshow "Vape vs Issue", di Yogyakarta, 1 Februari lalu.

Mengutip Tribun Jogja, dr Arifandi Sanjaya, dokter umum sekaligus narasumber dalam talkshow tersebut menyatakan, 95% paru-paru peserta rontgen massal tersebut dalam kondisi bersih, seperti orang normal.

Aksi vaper di Kota Pelajar pada Desember 2019 tersebut bukan tanpa landasan. Aksi ini merupakan upaya para penikmat produk tembakau alternatif untuk menyanggah banyaknya misinformasi yang beredar di masyarakat mengenai bahaya mengonsumsi vape terhadap kesehatan.

Memang pada November 2019, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melayangkan wacana larangan penggunaan rokok elektrik. Wacana larangan ini pun dikampanyekan dengan lebih masif melalui informasi bahaya rokok elektrik yang dicuitkan akun Twitter @KemenkesRI, yang sontak memantik polemik di lini masa Twitter.

Alih-alih sebagai alternatif merokok yang aman, taukah kamu rokok elektrik sama bahayanya dengan rokok konvensional lho. Hal ini dikarenakan rokok elektrik juga mengandung bahan berbahaya yang dapat memicu timbulnya penyakit berbahaya bagi tubuh. ????#StopVaping pic.twitter.com/aeiusJHUKk