Saran untuk masyarakat tangani hoaks depan layar

Ada pun disinformasi adalah informasi yang keliru, tetapi yang menyebarkannya tahu bahwa itu salah dan tetap menyebarkannya.

ilustrasi. foto Pixabay

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi memberikan sejumlah langkah bagi masyarakat dalam menangani kabar bohong atau hoaks yang berhamburan di jagat maya. Masifnya penggunaan internet turut menyuburkan penyebaran kabar bohong atau hoaks dengan tujuan tertentu. Sejatinya, hoaks bisa dikenali dengan mudah lewat cara-cara tertentu. Melaporkan ke aparat berwenang adalah salah satu cara tepat untuk menangkal hoaks agar tidak meresahkan masyarakat.

Terkait hal itu, dosen Ilmu Komunikasi Unitomo Surabaya Citra Rani Angga Riswari mengatakan, ada sejumlah tips untuk membedakan mana berita itu berkategori hoaks atau tidak. Beberapa di antaranya adalah dengan berhati-hati dengan judul berita yang provokatif, cermati alamat situs, periksa fakta, cek keaslian foto, serta aktif di kegiatan diskusi anti hoaks.

“Kemampuan mengakses internet harus dibarengi dengan kemampuan membedakan mana fakta dan mana hoaks,” katanya dalam keterangan, Senin (19/9). 

Citra juga membeberkan beberapa kategori berita yang patut diwaspadai, yaitu berita yang misinformasi dan yang disinformasi. Miss Informasi adalah informasi yang keliru, tetapi orang yang menyebarkannya percaya bahwa itu benar. Adapun disinformasi adalah informasi yang keliru, tetapi yang menyebarkannya tahu bahwa itu salah dan tetap menyebarkannya.

“Kita bisa menggunakan tools tertentu yang telah disediakan Google dan Mafindo untuk membedah apakah berita tersebut hoaks atau bukan. Jika menemukan konten hoaks, segeralah melapor ke patrolisiber.id dan aduankonten.di,” ujar Citra.