Gim Roblox tengah menjadi sorotan. Apakah benar-benar berbahaya bagi anak?
Saat meninjau pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di SDN Cideng 2, Jakarta Pusat, Senin (4/7), Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengingatkan bahaya permainan daring Roblox bagi siswa. Alasannya, Roblox menampilkan banyak adegan kekerasan.
“Nah yang main blok-blok (Roblox) tadi itu, jangan main yang itu ya karena itu tidak baik,” kata Mu’ti, dikutip dari Antara.
Dia menilai, tingkat intelektualitas para murid jenjang SD belum sepenuhnya mampu membedakan mana adegan nyata dan rekayasa. Di sisi lain, anak-anak usia SD merupakan peniru ulung yang bisa menirukan berbagai tindakan yang mereka lihat saat bermain gim daring. Seturut itu, pemerintah lewat Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) berpeluang memblokir gim ini.
Dikutip dari BBC, Roblox yang berbasis di Amerika Serikat adalah salah satu platform gim terbesar di dunia, dengan jumlah pengguna bulanan lebih banyak daripada gabungan Nintendo Switch dan Sony PlayStation.
Pada 2024, rata-rata pemainnya mencapai lebih dari 80 juta per hari, sekitar 40% di antaranya berusia di bawah 13 tahun. Pendirinya adalah Dave Baszucki dan Eric Cassel. Mereka membuat gim ini pada 2004, lalu merilisnya ke publik pada 2006—setahun sebelum iPhone Apple pertama muncul, menandai dimulainya era telepon pintar. Nama Roblox sendiri merupakan gabungan kata “robot” dan "blocks”.