close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi Roblox./Foto AI ChatGPT
icon caption
Ilustrasi Roblox./Foto AI ChatGPT
Sosial dan Gaya Hidup - Teknologi
Kamis, 07 Agustus 2025 17:58

Sesuatu yang mengerikan bagi anak di balik menyenangkannya gim Roblox

Gim Roblox tengah menjadi sorotan. Apakah benar-benar berbahaya bagi anak?
swipe

Saat meninjau pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di SDN Cideng 2, Jakarta Pusat, Senin (4/7), Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengingatkan bahaya permainan daring Roblox bagi siswa. Alasannya, Roblox menampilkan banyak adegan kekerasan.

“Nah yang main blok-blok (Roblox) tadi itu, jangan main yang itu ya karena itu tidak baik,” kata Mu’ti, dikutip dari Antara.

Dia menilai, tingkat intelektualitas para murid jenjang SD belum sepenuhnya mampu membedakan mana adegan nyata dan rekayasa. Di sisi lain, anak-anak usia SD merupakan peniru ulung yang bisa menirukan berbagai tindakan yang mereka lihat saat bermain gim daring. Seturut itu, pemerintah lewat Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) berpeluang memblokir gim ini.

Dikutip dari BBC, Roblox yang berbasis di Amerika Serikat adalah salah satu platform gim terbesar di dunia, dengan jumlah pengguna bulanan lebih banyak daripada gabungan Nintendo Switch dan Sony PlayStation.

Pada 2024, rata-rata pemainnya mencapai lebih dari 80 juta per hari, sekitar 40% di antaranya berusia di bawah 13 tahun. Pendirinya adalah Dave Baszucki dan Eric Cassel. Mereka membuat gim ini pada 2004, lalu merilisnya ke publik pada 2006—setahun sebelum iPhone Apple pertama muncul, menandai dimulainya era telepon pintar. Nama Roblox sendiri merupakan gabungan kata “robot” dan "blocks”.

Menurut peneliti literasi dan kesejahteraan digital dari Universitas Western Sydney, Joanne Orlando, dalam tulisannya di The Conversation, daya tarik gim ini bagi anak-anak dan remaja terletak pada jutaan pengalaman virtual yang bisa mereka coba, seperti membesarkan dan merawat hewan peliharaan hingga bermain petak umpet daring dengan bantuan GPS. Anak-anak bahkan bisa mengembangkan gim mereka sendiri untuk dimainkan oleh orang lain.

Parents menulis, beberapa tema permainan Roblox yang populer, antara lain action (gim yang sering kali melibatkan pertempuran), adventure (misalnya eksplorasi atau perburuan harta karun), obby (permainan rintangan unik), simulation (permainan peran yang mensimulasikan pengalaman hidup seperti kepemilikan hewan peliharaan), RNG (permainan berbasis keberuntungan yang memberi pengguna item ekslusif), serta shopping (gim yang digunakan untuk membeli item digital).

Selain itu, Roblox mendorong pengguna untuk berinteraksi satu sama lain. Platform ini memiliki tab "Pesta", tempat para pemain dapat mengobrol satu sama lain sambil menjelajahi medan perang digital, rintangan, lingkungan, dan banyak lagi.

Berbagai masalah bagi anak

Seiring kepopulerannya, gim ini menimbulkan kekhawatiran, terutama ketika dimainkan anak-anak. Parents membeberkan dampak negatif terhadap anak-anak yang bermain gim ini, antara lain potensi kecanduan, paparan terhadap konten dewasa, serta interaksi yang tidak aman.

Interaksi yang tidak aman itu menjadi sorotan belakangan ini. Dalam sebuah investigasi yang dilakukan lembaga riset berbasis di London, Inggris, Revealing Reality pada April lalu, pakar perilaku digital Revealing Reality menemukan ada sesuatu yang sangat mengganggu, yakni kesenjangan yang meresahkan antara tampilan Roblox yang ramah anak dan realitas yang dialami anak-anak di platform ini.

Revealing Reality membuat beberapa akun Roblox, mendaftarkannya sebagai pengguna fiktif berusia lima, sembilan, 10, 13, dan 40 tahun ke atas. Akun-akun tersebut hanya berinteraksi satu sama lain, tidak dengan pengguna di luar eksperimen, untuk memastikan perilaku avatar mereka tidak terpengaruh dengan cara apa pun. Kesimpulannya, kontrol keamanan yang ada terbatas efektivitasnya dan masih terdapat risiko yang signifikan bagi anak-anak.

Laporan tersebut menemukan, anak-anak berusia lima tahun ke atas mampu berkomunikasi dengan orang dewasa saat bermain gim Roblox, dan interaksi mereka tanpa verifikasi usia. Laporan itu pun menemukan, avatar milik akun anak berusia 10 tahun dapat mengakses “lingkungan yang sangat sugestif”.

Termasuk ruang hotel tempat mereka dapat melihat avatar perempuan mengenakan stoking jala berputar-putar di tempat tidur dan avatar lain berbaring di atas satu sama lain dalam pose seksual, serta ruang toilet umum tempat karakter buang air kecil dan avatar dapat memilih aksesori fetis untuk dikenakan.

Mereka juga menemukan, avatar uji coba yang didaftarkan atas nama orang dewasa dapat meminta detal Snapchat avatar uji coba berusia lima tahun, menggunakan bahasa yang hampir tidak terkode. Hal ini menjadi contoh betapa mudahnya tindakan tersebut dilakukan, sehingga menciptakan peluang bagi perilaku predator seksual.

“Anak-anak masih bisa mengobrol dengan orang asing yang tidak ada di daftar teman mereka, dan dengan 6 juta pengalaman (di platform), yang sering kali dengan deskripsi dan peringkat yang tidak akurat, bagaimana mungkin orang tua diharapkan untuk memoderasi?” ujar direktur riset Revealing Reality, Damon De Ionno, dikutp dari The Guardian.

Dalam The Conversation, Joane Orlando pun mengingatkan risiko permainan ini bagi anak-anak, seperti perundungan siber, eksploitasi seksual, hingga upaya pendekatan oleh pedofil dan ekstremis kekerasan.

Meski begitu, pihak Roblox mengklaim, beberapa kali mereka membuat standar keamanan bagi penggunanya. Pendiri sekaligus CEO-nya, Dave Baszucki kepada BBC mengatakan, perusahaannya waspada dalam melindungi penggunanya.

“Kami di perusahaan bersikap setiap kejadian buruk, bahkan satu kejadian buruk, sudah terlalu banyak,” kata Baszucki kepada BBC.

“Kami mewaspadai perundungan, pelecehan, menyaring semua hal semacam itu, dan saya ingin mengatakan di balik layar, analisis terus berlanjut, hingga jika perlu menghubungi penegak hukum.”

Salah satu sistem keamanan yang diatur dalam Roblox adalah anak-anak di bawah usia 13 tahun dilarang mengirim pesan langsung dan dilarang bermain dalam “pengalaman hangout” yang menampilkan obrolan antarpemain. Fitur keamanan itu dirilis November 2024.

Joanne Orlando, yang menjadi salah seorang pakar yang dilibatkan dalam konsultasi terhadap fitur keamanan Roblox mengatakan, selain pembatasan siapa yang bisa berkomunikasi dengan anak dan jenis konten yang mereka mainkan, ada pula kontrol orang tua atas aktivitas anak di Roblox.

Roblox juga sudah mengubah sistem penilaian pengalaman dari yang berbasis usia menjadi berbasis tingkat kedewasaan—mirip dengan penilaian film. Anak-anak di bawah 13 tahun tidak diizinkan berbicara dengan pengguna lain di luar mini-game dan pengalaman tertentu.

Namun, masih ada kelemahan dalam fitur keamanan ini. Orlando mencatat, untuk bisa mengakses semua rangkaian kontrol orang tua, mereka terlebih dahulu harus membuat akun Roblox dan kemudian menghubungkan dengan akun anak mereka. Untuk melakukan ini, orang tua perlu menambahkan identitas diri atau detai kartu kredit mereka.

“Ini menimbulkan risiko bagi orang tua. Data kita sedang dikomodifikasi dengan sangat cepat dan penipuan sangat marak, sehingga sulit bagi platform seperti Roblox untuk benar-benar menjamin keamanan informasi pribadi,” tulis Orlando.

Masalah besar lainnya yang belum tuntas adalah perubahan untuk menjaga anak tetap aman brgantung pada kontrol orang tua. “Hal ini mengharuskan orang tua untuk benar-benar terlibat—dan keterbatasan keterampilan digital, waktu, pekerjaan, serta kehidupan keluarga yang sibuk menjadi hambatan,” ucap Orlando dalam The Conversation.

img
Fandy Hutari
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan