Squid Game dan brutalnya jeratan utang di Korea Selatan 

Kisah hidup peserta dalam miniseri Squid Game menggambarkan realita sebagian warga Korea Selatan saat ini.

Ilustrasi miniseri Squid Game yang tayang di Netflix. Alinea.id/Firgie Saputra

Bagi Seong Gi-hun (Lee Jung-jae), hidup terasa getir dan tanpa harapan. Di usianya yang menginjak paruh baya, Gi-hun adalah seorang pria miskin yang tak punya pekerjaan tetap, kecanduan berjudi, dan punya utang yang terus menggunung. 

Pada suatu hari, Gi-hun bertemu seorang pria di stasiun kereta. Sang pria menawarkan Gi-hun memainkan permainan sederhana dengan imbalan uang. Tanpa pikir panjang, Gi-hun menerima tawaran itu dan mengikuti pria tersebut ke sebuah mobil van. 

Gi-hun dibius dan pingsan selama beberapa jam. Saat membuka mata, Gi-hun telah berada di sebuah ruangan yang penuh dengan orang-orang yang mengenakan track suit serupa. Termasuk Gi-hun, total ada 456 orang di ruangan itu. Orang-orang itu adalah pemain seperti dia. Semua punya utang atau persoalan hidup seperti Gi-hun. 

Aturan main di "kamp" itu sederhana. Mereka hanya perlu memainkan sejumlah permainan anak-anak untuk memenangkan duit sekitar US$38 juta. Di pengujung rangkaian permainan itu hanya akan ada satu pemenang. Sisa pemain lainnya bakal bernasib serupa: tereliminasi atau mati. 

Begitulah gambaran cerita dalam miniseri bertajuk Squid Game yang dibuat sutradara Hwang Dong-hyuk. Tayang di Netflix sejak September 2021, Squid Game memecahkan rekor sebagai miniseri yang paling banyak ditonton pada pertengahan Oktober 2021. Lebih dari seratus juta orang telah menonton miniseri asal Korea Selatan itu.