Steward sepak bola: Antara ada dan tiada

Steward merupakan garda terdepan dalam mengontrol dan mengamankan penonton sepak bola.

Seorang steward (berompi kuning) tengah mengawasi penonton dalam pertandingan Piala Dunia U-17 yang mempertemukan Polandia U-17 vs Argentina U-17 di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta, Jumat (17/11/2023). Alinea.id/Fandy Hutari

Di laga-laga Piala Dunia U-17 yang diadakan di empat stadion, yakni Jakarta International Stadium (JIS) di Jakarta, Si Jalak Harupat di Bandung, Manahan di Solo, dan Gelora Bung Tomo di Surabaya ada beberapa petugas berompi kuning, yang mengawasi penonton di dalam stadion. Mereka berdiri di depan tribun penonton sepanjang pertandingan. Mereka adalah steward.

Steward merupakan garda terdepan dalam mengontrol dan mengamankan penonton sepak bola. Septavianus Vandrian Yuniarto, salah seorang koordinator steward mengatakan sudah menjadi steward sejak Liga 1 sejak musim 2022/2023. Septavianus bertugas mengawasi penonton dari lintasan lari yang ada di dalam stadion.

Ia sudah pernah diterjunkan dalam pertandingan Liga 1, seperti Persis di Stadion Manahan (Solo) dan PSIS di Stadion Jatidiri (Semarang). Septavianus pun pernah bertugas di Liga 2, misalnya pertandingan Nusantara United di Stadion Kebo Giro (Boyolali). Untuk sekali pertandingan, Septavianus mendapatkan honor antara Rp100.000-Rp150.000.

Selain laga sepak bola domestik, Septavianus pernah pula menjadi steward untuk pertandingan internasional. Misalnya, kualifikasi Piala Asia U-23 di Stadion Manahan pada September 2023, yang mempertemukan China Taipei U-23, Turkmenistan U-23, dan Indonesia U-23.

“Dan yang terakhir Piala Dunia U-17 di Stadion Manahan,” ujar Septavianus saat dihubungi Alinea.id, Selasa (21/11).