Tips buat yang hobi sepedaan supaya selamat dari gangguan ereksi

Bersepeda bisa saja membuat orang mengalami gangguan ereksi. Tetapi semua itu bisa dihindari.

Mungkin cara orang ini membuat nyaman sadelnya bisa ditiru. (foto Twitter)

Di masa pandemi kesadaran orang untuk aktif berolahraga semakin tinggi. Salah satu yang trend adalah bersepeda. Masalahnya, kegiatan ini bisa kontraproduktif. Urusan ranjang jadi taruhan.

Penyakit yang biasa menjangkit penghobi adalah menggeluti kegemarannya sampai 'lupa waktu'. Bapak-bapak yang mulai senang bersepeda juga bisa terjangkit virus ini. Akhir pekan yang biasa dipakai untuk bersama keluarga, sekarang diisi suami dengan sepedaan dengan teman di perumahan, kantor atau komunitas. Dari pagi sampai sore. Rutin begitu dari Sabtu ke Sabtu, Minggu ke Minggu. Di masa WFH, mungkin bisa setiap pagi atau sore bahkan malam.

Saat suami pulang dari ngegoes, ibu-ibu baik hati paling cuma bisa menghela nafas. Atau kalau yang karakternya seperti aktivis, bisa langsung menyalurkan aspirasinya dengan 'orasi kebangsaan' di depan suami. Kalau sudah begini nasib suami penghobi sepeda berbeda-beda. Tergantung kesuksesan program masing masing melakukan pembinaan mental dan spritual istrinya dalam menyukseskan hobi. Atau minimal, meski berlaku kritis, namun tidak destruktif. Tetap dalam koridor kepatutan. 

Selain soal 'lupa waktu' yang bisa memicu meletusnya perselisihan suami-istri, hobi bersepeda juga dapat berimplikasi serius dengan kehidupan ranjang pasangan. Bersepeda bisa menimbulkan disfungsi ereksi (DE). Katanya begitu. 

Kontraproduktif toh! Niat semula ingin sehat, bugar dan mungkin menjadi perkasa, justru berakhir derita. Jangan sampai itu terjadi. Mungkin terdengar berlebihan, tetapi sebenarnya isu ini layak didiskusikan. Para ahli saja pernah meneliti kaitan bersepeda dengan disfungsi ereksi. Masalah ini sudah jadi bahasan yang lama.