close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Max Fosh. Foto: Ist
icon caption
Max Fosh. Foto: Ist
Sosial dan Gaya Hidup
Jumat, 04 Juli 2025 17:26

Aksi gila YouTuber Max Fosh memalsukan kematiannya yang bikin dunia maya geger

Reaksi publik pun beragam. Ada yang kagum pada kreativitas Max, ada pula yang mencibirnya sebagai nyaris melanggar hukum.
swipe

Pernahkah kamu terpikir untuk memalsukan kematian demi mendapatkan uang pengembalian tiket pesawat? Terdengar gila—tapi itulah yang nyaris dilakukan oleh Maximilian Arthur Fosh, atau yang lebih dikenal sebagai Max Fosh, seorang YouTuber asal Inggris yang terkenal dengan aksi-aksi nyeleneh dan konten yang bikin geleng kepala. Video terbarunya yang berjudul "I Technically Died" menjadi viral dan memancing beragam reaksi dari netizen.

Semua bermula dua bulan lalu saat Max membeli tiket pesawat yang kemudian tidak bisa digunakannya. Ketika mencoba meminta refund, ia mendapati bahwa maskapai punya aturan rumit dan seringkali membuat pelanggan mentok: hanya dalam kondisi luar biasa seperti duka cita atau kematian, pengembalian uang bisa diproses.

Alih-alih menyerah, Max justru melihat ini sebagai celah. Dan di sinilah petualangan nekatnya dimulai.

Tiket mati ke negeri mini
Max pun terbang ke Seborga, sebuah negara mikro di perbukitan Italia yang nyaris tak dikenal. Uniknya, Seborga memiliki pemerintahan simbolik lengkap dengan "putri kerajaan" bernama Nina Menegatto. Dengan sentuhan humor dan teatrikalitas khas Max, sang putri akhirnya ikut "bermain peran", memberinya sertifikat kematian palsu—dokumen resmi nan jenaka yang konon menandakan bahwa Max telah "meninggal".

Dengan surat sakti ini, Max mengajukan refund ke maskapai. Hasilnya? Maskapai sempat mempercayainya dan bahkan meminta nomor rekening bank untuk proses pengembalian dana. Tapi di titik ini, cerita berbelok ke arah yang lebih serius.

Batas tipis antara lelucon dan penipuan
Pengacara Max turun tangan dan mengingatkan bahwa meskipun ide itu lucu dan secara teknis bukan penipuan, langkah tersebut berada di wilayah abu-abu hukum. “Itu bukan penipuan... tetapi penipuan,” ujarnya tajam. Ia menyarankan agar Max tidak melanjutkan niatnya, nilai refund-nya pun hanya sekitar US$50.

Setelah mempertimbangkan masukan itu, Max memutuskan untuk tidak mencairkan pengembalian uang dan memilih untuk merilis video kisahnya—menunjukkan bahwa kadang ide liar lebih berharga sebagai cerita ketimbang uang tunai.

Internet: Terhibur dan terbelah
Reaksi publik pun beragam. Ada yang kagum pada kreativitas Max, ada pula yang mencibirnya sebagai nyaris melanggar hukum. Seorang penonton berkomentar, “Bayangkan memalsukan kematian sendiri dan bertanya ke pengacara apakah itu legal.” Lainnya menyindir, “Meminta bantuan negara mikro Italia untuk menipu maskapai adalah hal paling Eropa yang pernah saya dengar.”

Namun, di balik kelucuan ini, muncul diskusi serius tentang kebijakan pengembalian uang maskapai yang dinilai tidak transparan. Banyak yang mempertanyakan: jika maskapai tidak menjelaskan syarat dengan rinci, siapa yang sebenarnya bertanggung jawab?

Sebuah kritik di balik lelucon
Max Fosh, dengan 4,7 juta subscriber-nya, memang dikenal lihai dalam meramu humor, keberanian, dan kritik sosial dalam satu paket hiburan. Lewat aksi ini, ia tak hanya menghibur, tapi juga menyoroti absurditas sistem layanan publik yang kaku.

Cerita Max jadi pengingat bahwa terkadang, mempertanyakan aturan bisa memunculkan narasi yang lebih besar: soal etika, batas kreativitas, dan absurditas regulasi.(gulftoday)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan