Terlibat hubungan toxic? Berikut cara menghadapinya

Kerap fenomena yang ditemui di publik merupakan hubungan ‘toxic’ atau tidak sehat bagi pasangan yang terlibat di dalamnya.

Ilustrasi: istockphoto.com

Suatu hubungan didasarkan pada emosi, pemahaman, dan keinginan dari dua orang untuk tetap bersama melalui keadaan yang buruk dan baik. Namun, tidak semua hubungan yang dijalani banyak orang sehat. Kerap fenomena yang ditemui di publik merupakan hubungan ‘toxic’ atau tidak sehat bagi pasangan yang terlibat di dalamnya dan juga bagi orang-orang di sekitarnya. 

Salah satu perilaku hubungan tidak sehat dengan cara ‘guilt tripping’. Arti dari kata tersebut adalah agar membuat orang lain merasa bersalah, biasa digunakan lewat kata dan tindakan untuk memanipulasi orang. Marriage and Famly Therapist Emily H. Sanders, memberikan beberapa cara untuk menemukan rasa bersalah dan bagaimana hal itu dapat membahayakan hubungan dan orang-orang yang terlibat:

Meyakinkan 
Dalam hubungan yang toxic, orang menggunakan rasa bersalah untuk meyakinkan lawan pasangannya bahwa mereka adalah korbannya. Biasanya, juga memutarbalikkan fakta dengan sedemikian rupa agar membuat mereka merasa terpuruk atas tindakan atau kata-kata orang tersebut, tidak peduli bagaimanapun itu dimaksudkan.

Pemisahan 
Lika-liku rasa bersalah juga melibatkan pemisahan seseorang dari akarnya dan sistem pendukungnya. Hal ini diantaranya seperti, keluarga, teman, dan beberapa orang lain yang dapat membantu lawan pasangannya.

Ikatan emosional
Hal ini juga melibatkan semacam pemerasan emosional, dalam hal agar mereka mengikat orang lain untuk tetap dalam hubungan dengan ancaman emosional.