Kemacetan sering kali memicu rasa stres.
Tidak ada yang lebih menjengkelkan daripada saat Anda sedang mengemudi santai dalam perjalanan ke kantor, lalu tiba-tiba deretan lampu rem menyala di depan Anda—tanda kemacetan panjang menunggu di depan.
Bagi sebagian orang, kemacetan hanya sekadar gangguan kecil. Namun, bagi sebagian lainnya, situasi ini bisa memicu rasa cemas yang cukup berat. Menurut psikolog klinis Joseph Rock, rasa cemas yang muncul saat terjebak macet sebenarnya berakar dari respons alami otak kita.
“Ketika seseorang mulai merasa cemas, tubuhnya akan bersiap untuk bertindak,” kata Rock kepada Cleveland Clinic. “Inilah yang disebut respons fight or flight—tubuh Anda bersiap untuk lari atau melawan.”
Respons ini memicu lonjakan energi dalam tubuh. Namun, ketika energi tersebut tidak tersalurkan, hal itu dapat berubah menjadi ketidaknyamanan fisik.
“Di tengah kemacetan, tidak ada yang bisa Anda lawan atau hindari. Tapi tubuh Anda sudah terlanjur siaga—jantung berdebar kencang, napas menjadi cepat dan dangkal, seolah-olah sesuatu yang buruk akan segera terjadi,” ujar Rock.