Ubah wadah daging kurban tanpa plastik yuk!

Masyarakat Indonesia masih terbiasa menggunakan kantong plastik sebagai wadah atau kemasan daging kurban yang akan dibagikan.

Penyembelihan hewan kurban di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (11/8/1999). Alinea.di/dokumentasi

Pendistribusian daging kurban saat momen Iduladha telah meningkatkan secara eksponensial volume sampah plastik masyarakat. Secara umum, masyarakat Indonesia masih terbiasa menggunakan kantong plastik sebagai wadah atau kemasan daging kurban yang akan dibagikan.

Situasi ini tak bisa dielakkan karena kantong plastik cukup familiar, mudah diperoleh serta harganya yang terjangkau. Membuat masyarakat sulit beralih ke kemasan lain.

Di sisi lain, masyarakat masih memiliki pemahaman yang minim untuk memperlakukan sampah plastik dengan benar. Ditambah dengan sistem daur ulang sampah yang belum kompeten di Indonesia. Hal-hal tersebut akan semakin membuat penumpukkan sampah plastik di tempat penampungan akhir. Dampak panjangnya akan berefek pada pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, tidak heran Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai pencemar laut kedua terbesar di dunia.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sendiri telah mengeluarkan surat  edaran SE.2/PSLB3/PS/PLB.0/7/2019 tentang Pelaksanaan Hari Raya Iduladha Tanpa Sampah kepada seluruh pemerintah daerah di Indonesia. Himbauan ini ditujukan kepada setiap kepala daerah agar mengajak warganya dapat menggunakan kemasan ramah lingkungan sebagai wadah daging kurban.

“Gerakan ini merupakan langkah awal dari KFLHK untuk membantu mengurangi sampah plastik yang telah menumpuk di Indonesia. Setiap tahunnya diperkirakan terdapat 5,4 juta sampah plastik yang dihasilkan di Indonesia. Volume sampah plastik meningkat pesat saat pandemi karena sebagian besar masyarakat melakukan belanja online yang pengemasannya menggunakan plastik. Belum lagi limbah medis yang meningkat tajam dibandingkan di masa normal. Kegiatan kurban yang menjadi bagian dari ritual ibadan dan memberikan dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat seharusnya tidak ikut memperparah persoalan sampah ini. Karena itu, Moment Iduladha dinilai tepat untuk meluncurkan gerakan pengurangan sampah plastik. Masyarakat dapat memanfaatkan besek bambu, daun pisang/jati, plastik gelatin/singkong, dan wadah makanan," papar Direktur Filantropi Indonesia Hamid Abidin, dalam keterangannya, Kamis (8/7).