Volume sampah selama pandemi diperkirakan meningkat

Meningkatnya volume sampah domestik selama pandemi bisa merusak lingkungan.

Ilustrasi. Sampah rumah tangga berserakan. Pixabay.com

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Oseanografi dan Pusat Penelitian Kependudukan LIPI, sampah rumah tangga merupakan penyumbang terbesar dari total sampah nasional, hingga 62%.

Sementara di masa pandemi sampah rumah tangga diperkirakan meningkat. Salah satunya akibat meningkatnya penggunaan layanan pesan antar di area Jabodetabek selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Selain itu juga karena berubahnya kebiasaan belanja rumah tangga secara online yang berkontribusi terhadap sampah plastik dalam pengemasannya.

Pakar Teknologi Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB) Enri Damanhuri, menyampaikan pentingnya kesadaran dan partisipasi seluruh pihak dalam mengelola sampah. 

“Pengelolaan sampah tidak bisa hanya bergantung pada konsep kumpul-angkut-buang, tetapi harus melibatkan semua pihak. Produsen, misalnya, memiliki tanggung jawab untuk mengurangi sampah dengan inovasi kemasan dan model bisnis, contohnya dengan memilih produk dengan kemasan guna ulang yang bisa dikembalikan, termasuk galon guna ulang,” kata Enri pada webinar "Menjaga Kesehatan Lingkungan Indonesia dari Rumah Saat New Normal", Kamis (11/6).

Direktur Pengelolaan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Novrizal Tahar, mengatakan KLHK juga melakukan pemantauan dan pengawasan upaya produsen dalam mengurangi sampah, melalui pengumpulan data jumlah dan jenis bahan baku produk dan kemasan yang mereka gunakan.