Metode menjaga ekosistem di perkotaan
Menjaga ekosistem di lingkungan padat penduduk, terutama perkotaan, sangat penting untuk kesehatan, kesejahteraan, dan keberlanjutan lingkungan. Lingkungan yang sehat dan seimbang mendukung kualitas hidup yang lebih baik, mengurangi risiko penyakit, dan menyediakan sumber daya yang berkelanjutan untuk generasi mendatang. Berikut 5 langkah untuk mengelola ekosistem di perkotaan, dikutip dari Riverside-Corona Resource Conservation District.
Penggunaan air yang bertanggung jawab
Di kawasan perkotaan, siklus alami air sering terganggu oleh sistem drainase dan permukaan kedap air seperti aspal, beton, dan atap bangunan. Akibatnya, air hujan tidak banyak meresap ke tanah, melainkan langsung mengalir deras ke saluran air. Limpasan ini membawa sedimen, polutan, dan sampah yang akhirnya mencemari sungai dan danau. Selain itu, berkurangnya infiltrasi juga membuat cadangan air tanah semakin menipis.
Untuk menjaga keseimbangan, kita perlu mengurangi permukaan kedap air sekaligus menahan limpasan agar lebih banyak air yang meresap kembali ke tanah. Caranya bisa dilakukan melalui perencanaan kota maupun tindakan sederhana di rumah tangga.
Beberapa langkah yang dapat diterapkan, antara lain meningkatkan infiltrasi air di rumah atau tempat usaha, mengelola air banjir di tingkat kota, mengubah permukaan kedap air menjadi permeabel, memanen air hujan, menggunakan kembali air limbah rumah tangga (grey water), serta memanfaatkan air reklamasi.
Menanam dan mengelola hutan kota
Hutan kota mencakup pepohonan yang ditanam di sepanjang jalan, di sekitar gedung, area parkir, maupun ruang terbuka hijau seperti taman. Manfaat hutan kota sangat beragam, antara lain memberikan keteduhan dan menurunkan suhu udara, mengurangi kebisingan serta memperlambat hembusan angin, menyaring polutan udara, menjadi habitat satwa liar, serta menambah keindahan dan kenyamanan lingkungan.
Selain itu, penggunaan pohon asli dan tahan kekeringan sangat dianjurkan karena membutuhkan perawatan lebih sedikit serta mengurangi ketergantungan pada air impor. Dalam praktik pengelolaan berkelanjutan, pepohonan yang sudah mencapai akhir siklus hidupnya dapat dipanen dan diolah kembali menjadi kayu bermanfaat.
Mengendalikan erosi
Di daerah perkotaan, proses erosi tanah sering kali berlangsung lebih cepat akibat aktivitas manusia dan perubahan bentang alam, misalnya pembangunan infrastruktur atau alih fungsi lahan. Erosi ini tidak hanya merusak tanah, tetapi juga menurunkan kualitas air karena membawa sedimen dan polutan ke dalam aliran limpasan.
Untuk mengatasinya, ada berbagai metode pengendalian erosi yang bisa diterapkan. Penanaman kembali vegetasi merupakan salah satu cara paling efektif karena akar tanaman dapat menahan tanah agar tidak mudah tergerus. Selain itu, teknik lain yang dapat digunakan meliputi pemasangan mulsa, dinding penahan, terasering, saluran drainase, geotekstil, tikar anyaman, hidro-seeding, hingga perekat tanah.
Kegiatan konstruksi di kota juga menjadi sumber utama sedimen dan polutan yang berpotensi mencemari perairan. Karena itu, sangat penting adanya rencana pencegahan pencemaran air hujan di setiap proyek pembangunan. Rencana ini bertujuan untuk memastikan bahwa material seperti tanah galian, debu, atau limbah konstruksi tidak terbawa masuk ke sungai atau drainase.
Mengembangkan lanskap berkelanjutan di rumah, bisnis, dan ruang publik
Lanskap berkelanjutan dirancang agar berfungsi layaknya sistem alami, sekaligus memenuhi kebutuhan dan aktivitas manusia. Lanskap semacam ini menjaga kesehatan tanah, meningkatkan keanekaragaman hayati, serta mengurangi ketergantungan pada air. Ketika tanaman dipelihara dengan baik—diberi pupuk dan air secukupnya—mereka menjadi lebih tahan terhadap penyakit dan hama, sehingga penggunaan pestisida pun dapat diminimalkan.
Tanah yang sehat adalah kunci utama lanskap berkelanjutan. Alih-alih pupuk kimia, kita bisa memperkaya tanah dengan bahan organik seperti sisa tumbuhan, kotoran hewan, atau kompos. Bahan organik ini berfungsi sebagai gudang energi dan nutrisi yang kemudian dilepaskan oleh mikroorganisme tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
Mengomposkan sampah organik dari rumah dan bisnis—seperti sisa makanan atau sampah halaman—tidak hanya menjaga kesuburan tanah, tetapi juga mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA setiap tahunnya. Kompos yang dihasilkan adalah sumber nutrisi alami yang ramah lingkungan dan murah.
Selain tanah, keanekaragaman tanaman juga sangat penting. Dengan memilih tanaman yang tepat, kita bisa menghemat air, mendukung siklus alam, serta menyediakan habitat bagi satwa liar perkotaan. Keragaman tanaman juga mengundang serangga bermanfaat yang membantu mengendalikan hama secara alami, sehingga ketergantungan pada pestisida dapat dikurangi.
Menanam tanaman asli memberi manfaat ganda: mereka lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan setempat dan menjadi habitat bagi burung, kupu-kupu, kadal, serta satwa liar lainnya. Bahkan, lanskap berkelanjutan sering kali mampu menyediakan makanan, bukan hanya untuk manusia, tetapi juga bagi satwa yang hidup berdampingan di perkotaan.


