Waspadai gejala gangguan kepribadian narsistik

Narsistik diartikan sebagai gangguan kesombongan, manipulatif, egois, menggurui, dan menuntut.

Ilustrasi narsistik. Istock.

Kata narsistik atau narsis sering diidentikkan dengan orang-orang yang gemar memamerkan diri mereka sendiri. Dalam kadar tak berlebihan, narsis bukan sebuah masalah. 

Di sisi lain, narsis bisa menjadi sebuah gangguan kepribadian jika seseorang terlalu menganggap dirinya penting dan harus dikagumi. Gangguan kepribadian ini membuat pengidapnya jatuh cinta dengan citra ideal terhadap diri mereka sendiri.

Organisasi nonprofit yang fokus pada isu kesehatan mental di Amerika Serikat, Help Guide menyebutkan, gangguan kepribadian narsistik melibatkan pola pemikiran dan perilaku yang berpusat pada diri sendiri, sombong, kurangnya empati dan pertimbangan untuk orang lain, serta kebutuhan yang berlebihan untuk dikagumi. 

Para ahli kepribadian juga menggambarkan gangguan narsistik sebagai sombong, manipulatif, egois, menggurui, dan menuntut. Cara berpikir dan berperilaku ini muncul di setiap bidang kehidupan orang-orang narsis, mulai dari pekerjaan dan persahabatan, hingga hubungan keluarga dan cinta.

Orang dengan gangguan kepribadian narsistik cenderung suka menyalahkan orang lain, bahkan ketika mereka sendiri yang menyebabkan masalah. Terlebih lagi, orang-orang dengan gangguan ini sangat sensitif dan bereaksi buruk bahkan terhadap kritik sekecil apapun.